Editorialkaltim.com – Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, menegaskan pentingnya memasukkan bahasa Kutai sebagai muatan lokal dalam kurikulum sekolah. Menurutnya, langkah ini bukan hanya program pendidikan, tetapi juga wujud nyata melestarikan identitas budaya di tengah derasnya arus globalisasi.
“Bahasa daerah sudah tertuang dalam kurikulum muatan lokal. Jadi tinggal bagaimana kita konsisten menjalankannya,” ujarnya.
Ia menilai pemilihan bahasa Kutai sebagai muatan lokal punya alasan historis dan geografis yang kuat. Samarinda, kata dia, berada di wilayah Kutai sehingga bahasa daerah tersebut sangat pantas diajarkan di sekolah. “Bahasa Kutai ini melekat dengan budaya kita di Kalimantan Timur. Itulah sebabnya dipilih, bukan bahasa lain,” tegasnya.
Novan menambahkan, meski Samarinda dikenal sebagai kota yang majemuk dengan masyarakat dari beragam latar belakang, bahasa Kutai tetap relevan untuk dijadikan muatan lokal. “Kemajemukan itu justru memperkaya. Tapi bahasa Kutai adalah bahasa asli daerah kita yang harus tetap hidup,” jelasnya.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa penerapan bahasa Kutai di sekolah bukan sekadar formalitas, melainkan strategi penting untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda pada tanah kelahirannya. “Bahasa daerah itu warisan leluhur. Kalau tidak diajarkan, bisa hilang ditelan zaman,” tandasnya.
Novan berharap kebijakan ini mendapat dukungan penuh dari sekolah, masyarakat, dan seluruh pihak terkait. Dengan begitu, bahasa Kutai tidak hanya dikenal, tetapi juga dipraktikkan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari siswa.
“Melalui kurikulum, kita bisa menjaga agar bahasa Kutai tetap terpelihara dan diwariskan ke generasi berikutnya,” tutupnya. (nit/ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.
