Nasional

10 Suku Pencetak Sarjana Terbanyak di Indonesia, Nomor 1 Bukan Jawa

Editorialkaltim.com – Pendidikan memegang peranan penting sebagai indikator kemajuan bangsa. Berbagai faktor seperti gizi, kesejahteraan sosial, dan akses pendidikan berperan dalam menentukan keberhasilan pendidikan di Indonesia. Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, ada kejutan menarik dalam distribusi lulusan sarjana di seluruh Indonesia.

Tahun 2024, suku Batak dari Sumatra Utara berhasil menempati posisi puncak sebagai suku dengan persentase lulusan sarjana terbanyak di Indonesia, menyalip suku Jawa yang selama ini dikenal memiliki akses pendidikan yang lebih luas dan jumlah penduduk yang lebih besar.

Data BPS menunjukkan bahwa suku Batak memiliki persentase sebesar 18,02%, sedikit di atas suku Minangkabau yang berada di posisi kedua dengan persentase 18,00%.
Selain Batak dan Minangkabau, beberapa suku lain juga menunjukkan angka yang impresif.

Baca  KPU Temukan Kesalahan Konversi Formulir C Hasil di 2.325 TPS

Suku Bali dan Bugis sama-sama mencatatkan persentase 14,54%, diikuti oleh Betawi dengan 14,38%, dan Melayu dengan 12,67%.

Sementara itu, suku Banjar dan Jawa berturut-turut berada di angka 11,24% dan 9,56%. Suku Sunda dan Madura juga tercatat dengan persentase 7,59% dan 4,15%.

Berikut ini merupakan daftar lengkap suku dengan sarjana terbanyak di Indonesia menurut data BPS:

Batak: 18,02%
Minangkabau: 18,00%
Bali: 14,54%
Bugis: 14,54%
Betawi: 14,38%
Melayu: 12,67%
Banjar: 11,24%
Jawa: 9,56%
Sunda: 7,59%
Madura: 4,15%

Dominasi suku Batak dalam jumlah lulusan sarjana di Indonesia tidak lepas dari berbagai aspek yang membentuk pandangan mereka terhadap pentingnya pendidikan.

Baca  Kemendikbud Sebut Kuliah Bukan Wajib Belajar, Hetifah: Tidak Semestinya Disampaikan!

Dilansi dari RMOL , Pengamat sosial, Bagindo Togar Butar-Butar, mengatakan bahwa tingginya jumlah sarjana dari suku Batak sudah menjadi fenomena yang lumrah.
Menurut Bagindo, hal ini erat kaitannya dengan nilai budaya masyarakat Batak yang sangat menghargai pendidikan.

“Secara kultural masyarakat Batak itu sangat kuat dan konsisten dalam menjaga nilai-nilai budaya. Sehingga mereka pun juga tergerak meningkatkan kecerdasan intelektual untuk menopang kecerdasan kultural tersebut. Inilah yang terjadi secara turun temurun,” jelasnya.

Bagindo juga menambahkan bahwa masyarakat Batak memegang teguh tiga falsafah hidup, yakni hamoraon (kekayaan), hagabeon (berketurunan yang sukses), dan hasangapon (kehormatan dalam status sosial).

Baca  UKT Meningkat Drastis, Komisi X DPR Pertanyakan Alokasi Anggaran Pendidikan 20 Persen dari APBN

Untuk mencapai tiga prinsip tersebut, Bagindo menekankan bahwa pendidikan menjadi prioritas utama bagi para orang tua Batak. Mereka menyadari bahwa tanpa pendidikan yang baik, sulit untuk meraih ketiga hal tersebut.

“Orang Batak itu juga menganggap anak adalah kekayaan, makanya mereka berlomba-lomba meningkatkan generasi mereka dalam mendidik anak mereka ke perguruan tinggi. Bahkan hal itu dilakukan dengan pengorbanan besar sampai rela berhutang. Semua itu dilakukan karena mereka komitmen menjaga nilai budaya dan kultural tadi, sehingga mereka membutuhkan kecerdasan intelektual,” pungkasnya.(ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker