Proyek Terowongan, Anhar Minta Kontraktor BUMN Minimalkan Keterlambatan
Editorialkaltim.com – Tantangan besar dihadapi Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dalam menuntaskan pembangunan terowongan yang dibangun menggunakan skema Multi Years Contract (MYC). Proyek ini seharusnya rampung di akhir tahun ini, namun progress pengerjaan baru mencapai 40 persen, dari Jalan Sultan Alimuddin hingga Jalan Kakap, sehingga dikhawatirkan akan molor dari deadline.
Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Anhar, menyoroti hal ini sebagai tantangan yang sering terjadi dalam proyek berskala besar. Menurutnya, keterlambatan disebabkan oleh kompleksitas proyek yang melibatkan banyak aspek, termasuk perbaikan jalan dan pembuatan terowongan. “Dalam proyek semacam ini, keterlambatan adalah hal yang biasa,” ungkap Anhar.
Anhar menekankan bahwa proses pembuangan tanah dari terowongan, penentuan akses, dampak lalu lintas, dan interaksi dengan masyarakat adalah beberapa faktor yang dapat memperlambat pengerjaan proyek. Namun, ia optimis bahwa perusahaan BUMN yang mendapatkan proyek ini memiliki perencanaan yang matang untuk meminimalisasi dan mengantisipasi keterlambatan.
“Walaupun sudah diprediksi sebelumnya, keterlambatan dapat diminimalisasi dan diantisipasi dengan solusi yang tepat, terutama bagi perusahaan sekelas BUMN,” lanjut Anhar.
Politikus PDIP ini juga menyatakan bahwa evaluasi progres proyek akan terus dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Anhar menekankan pentingnya menyelesaikan proyek sebelum masa jabatan Walikota berakhir. “Jika proyek tidak selesai hingga akhir masa jabatan Walikota, maka perlu adanya MOU baru untuk persetujuan pembangunan kembali antara Pemerintah Kota Samarinda dan DPRD Kota Samarinda,” pungkasnya. (Lin/adv).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.
