
Editorialkaltim.com – Tugu Khatulistiwa Santan Ulu, yang terletak di Desa Santan Ulu, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, menjadi salah satu ikon unik yang menyimpan kisah sejarah dan fenomena alam langka. Tugu ini didirikan pada 2 Juli 1993 melalui program Karya Bakti Latsirtada yang diprakarsai oleh mantan Panglima ABRI, Jenderal (Purn) Feisal Tanjung. Kini, tugu ini tak hanya jadi simbol garis imajiner bumi, tetapi juga saksi fenomena Equinox saat Matahari tepat berada di atas khatulistiwa.
Arsitektur Megah dengan Filosofi Bumi
Tugu setinggi 30 meter ini berdiri di lahan seluas 2 hektar. Struktur utamanya berbentuk segi delapan dengan pintu di empat sisinya, sementara puncaknya dihiasi dua cincin yang menyatu menyerupai bola dunia. Cincin tersebut dilengkapi penanda arah mata angin utara-selatan, mengapit garis khatulistiwa di tengahnya. Koordinat tugu ini persis di garis lintang 0°0’0″ dan bujur timur 117°21’47”, menjadikannya titik nol bumi yang akurat.
Fenomena Equinox: Saat Matahari Hilangkan Bayangan
Tugu Khatulistiwa Santan Ulu menjadi lokasi ideal untuk menyaksikan fenomena Equinox, yang terjadi dua kali setahun sekitar 20-23 Maret dan 21-23 September. Saat itu, Matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa, membuat bayangan benda-benda di bawahnya menghilang sejenak. “Pada Equinox, durasi siang dan malam di daerah ini sama, sekitar 12 jam. Matahari juga terbit tepat di timur dan terbenam di barat,” jelas peneliti fenomena astronomi setempat.
Meski menarik, Equinox kerap diiringi cuaca terik ekstrem karena sinar Matahari jatuh vertikal. Namun, momen ini tetap jadi daya tarik wisatawan dan peneliti yang ingin menyaksikan keunikan alam ini.
Kebakaran dan Renovasi Tugu
Pada 2010, Tugu Khatulistiwa Santan Ulu sempat rusak akibat kebakaran lahan di sekitarnya. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara bersama Kodim 0908/BTG dan PT Kaltim Methanol Industri (KMI) segera melakukan renovasi. Upaya pemugaran selesai dalam setahun, dan tugu diresmikan kembali pada 24 Maret 2011.
Peresmian dihadiri oleh Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari, perwakilan Danrem 091/Aji Surya Natakesuma Kolonel Aries Martanto, serta direktur PT KMI Ir. Wardijasa dan Toshiya Taniguchi. “Renovasi ini bentuk komitmen kami melestarikan simbol penting bagi ilmu pengetahuan dan sejarah daerah,” ujar perwakilan pemkab saat itu.
Destinasi Edukasi dan Wisata
Kini, Tugu Khatulistiwa Santan Ulu tak hanya menjadi bukti geografis, tetapi juga destinasi edukasi yang menggabungkan ilmu astronomi, sejarah, dan keindahan arsitektur. Pengunjung bisa belajar tentang fenomena Equinox sambil menikmati pemandangan struktur tugu yang megah. Pemerintah setempat berharap tugu ini terus dikembangkan sebagai bagian dari wisata unggulan Kaltim.
Fakta Singkat Tugu Khatulistiwa Santan Ulu:
- Lokasi: Desa Santan Ulu, Marangkayu, Kutai Kartanegara.
- Tinggi: 30 meter.
- Fenomena: Equinox (Maret & September).
- Koordinat: 0°0’0″ Lintang, 117°21’47” Bujur Timur.
Dengan kisahnya yang penuh ketangguhan, Tugu Khatulistiwa Santan Ulu tetap berdiri sebagai saksi bisu pergerakan Bumi dan keunikan alam Kalimantan Timur.(ndi/adv)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.