
Editorialkaltim.com – Kota Samarinda menargetkan sebagai kategori utama dalam Kota Layak Anak (KLA), namun ruang terbuka hijau (RTH) yang ada di Kota Tepian masih minim fasilitas ramah disabilitas.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, mengatakan banyak taman publik di Samarinda belum inklusif bagi anak-anak penyandang disabilitas.
“Saat pembangunan taman yang terfokus hanya bagus dilihat, tetapi lupa siapa saja yang bisa menikmati. Jika anak berkebutuhan khusus tidak bisa bermain di taman, berarti kita belum adil,” ucap Novan, Kamis (26/6/2025).
Lebih lanjut, kata Novan, taman yang ada di Samarinda belum tersedia jalur landai untuk kursi roda, alat permainan khusus, hingga toilet yang dapat diakses anak-anak difabel.
“Hanya estetika taman saja tidak cukup. Fungsi sosial dari ruang publik harus menjadi fokus utama, apalagi jika berbicara soal akses yang merata bagi seluruh anak, termasuk kelompok rentan.”
Fasilitas publik yang ramah terhadap anak-anak penyandang disabilitas menjadi salah satu indikator penilaian Kota Layak Anak. Jika taman-taman kota masih eksklusif, Samarinda berpotensi gagal mencapai target tersebut.
“Jika hanya sekadar cat warna-warni, itu tidak menjadikan sebuah taman layak anak. Yang paling utama adalah bagaimana semua anak, termasuk mereka yang difabel, dapat bermain, berinteraksi, dan merasa diterima,” tegas Novan.
Kemudian, ia juga menyinggung kurangnya pelibatan komunitas disabilitas dalam perencanaan. Menurutnya, kebijakan taman inklusif harus melibatkan kelompok difabel yang merasakan langsung hambatan di lapangan.
“Kalau yang merancang hanya duduk di balik meja, bagaimana bisa tahu apa yang benar-benar dibutuhkan?” bebernya.
Kendati demikian, Novan mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda agar mencontoh kota lain yang telah lebih dulu menerapkan taman inklusif, seperti yang melengkapi jalur landai, papan informasi braille, serta alat permainan berbasis sensorik.
“Ini tak hanya semata proyek taman, namun cerminan nyata komitmen terhadap anak dan prinsip non-diskriminasi,” imbuhnya.
Ia juga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk turut mendukung semangat inklusivitas di ruang publik.
“Ruang publik adalah milik semua. Taman kota baru layak disebut inklusif bila semua anak bisa bermain dan merasa diterima,” tandas Novan.(nit/ndi/adv)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.