Opini

2045: Lahirnya Generasi Emas dengan Syarat Ini

Najar Ruddin Nur R.

“Peradaban yang sukses tidak hanya bergantung pada kemajuan teknologi dan ekonomi, tetapi juga pada keberadaan nilai-nilai moral yang kuat dan keberhasilan dalam menyelesaikan tantangan yang dihadapi. Namun, ketika nilai-nilai moral mulai memudar dan ketika tantangan yang dihadapi menjadi terlalu besar, maka peradaban dapat mengalami kemunduran dan bahkan runtuh.”

Ditulis oleh: Najar Ruddin Nur R, Ideaspeaker (Sang Pembicara Gagasan).

Indonesia akan merayakan 100 tahun pada 2045. Banyak prediksi yang mengatakan tepat 100 tahun terciptanya generasi emas. Sama halnya seperti Amerika Serikat, Prancis, Itali, Jerman, Inggris, Spanyol, Korea, China, Timor Leste, dlll. Negara ini pernah berjaya namun pernah juga mengalami kemunduran.

Bangsa Indonesia harus paham siklus kehidupan seperti usia manusia. Makanya, Ibnu Khaldun adalah seorang sejarawan dan filsuf Muslim abad ke-14 yang terkenal dengan karyanya, Muqaddimah. Dalam karyanya, Ibnu Khaldun mengemukakan teori tentang siklus kehidupan yang berlaku pada sebuah masyarakat. 

Baca  Komisi II DPRD PPU Dorong Pemerintah Realisasikan Pembangunan Bendung Telake

Menurut Ibnu Khaldun, siklus kehidupan suatu masyarakat terdiri dari empat fase, yaitu: (1) Fase pembentukan: Fase ini terjadi ketika sebuah masyarakat baru terbentuk (Solidaritas). Pada fase ini, lahirlah generasi perintis (Founding Father) seperti Bung Karno mendeklarasikan NKRI; (2) Fase pertumbuhan: Fase ini terjadi ketika masyarakat mulai berkembang dan bertumbuh. Pada fase ini, lahirnya generasi pengembang seperti Bapak Pembangunan (Soeharto, Presiden ke-2). Banyak pembangunan yang dibangun di setiap wilayah.

Lalu, (3) Fase kemandirian: Fase ini terjadi ketika masyarakat mencapai tingkat kemandirian yang tinggi. Pada fase ini, lahirnya generasi pemimpin. Mereka berkuasa dengan mengelola sumber daya manusia dan sumber daya alam; dan (4) Fase kemunduran: Fase ini terjadi ketika masyarakat mulai mengalami kemunduran. Pada fase ini, lahirnya generasi santai. Mereka yang tidak paham dengan visi misi bangsa yang besar dan mulia. Kondisi masyarakat cenderung mengalami kekacauan dan keruntuhan, yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti perang, bencana alam, KKN, atau kemunduran moral. Semua itu disebabkan ulah tangan manusia yang salah dalam mengelola sumber daya manusia dan alam.

Baca  Higiene dan Sanitasi Makanan Siap Saji Dalam Kehidupan Sehari-hari

Selain itu, menurut Arnold Toynbee seorang Sejarawan Inggris. Menulis bukunya “A Study of History” (Studi Sejarah) membagi 5 siklus kehidupan manusia yang terdiri dari Genesis (Kejadian), Growth (Pertumbuhan), Time of Troubles (Masa Kesulitan), Universal State (Keadaan Universal), dan Disintegration (Pelepasan). Makna simpelnya, “peradaban yang sukses tidak hanya bergantung pada kemajuan teknologi dan ekonomi, tetapi juga pada keberadaan nilai-nilai moral yang kuat dan keberhasilan dalam menyelesaikan tantangan yang dihadapi. Namun, ketika nilai-nilai moral mulai memudar dan ketika tantangan yang dihadapi menjadi terlalu besar, maka peradaban dapat mengalami kemunduran dan bahkan runtuh.”

Jadi, 2045 akan melahirkan Generasi Emas dengan syarat ini. Pertama, paham siklus kehidupan manusia di dunia agar paham dan mampu mempersiapkan generasi pembaharu. Kedua, pemuda hari ini harus memiliki visi mulia seperti Bung Karno yang berpikir visioner, seperti Pak Harto memiliki visi pembangunan, dan seperti Pak B.J. Habibie yang cerdas dalam mengelola pengetahuan dan teknologi. Ketiga, pemuda yang harus memiliki kepemimpinan yang kuat, kritis, dan selalu mencoba hal baru & berbeda dari yang lain, hingga menghasilkan jawaban baru sesuai dengan visi misi Indonesia. (*)

Baca  Inisiatif Penghijauan di Kutai Kartanegara, HMTK dan Warga Desa Sukamaju Luncurkan Greenhouse

(*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi editorialkaltim.com.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Mari bergabung di Grup Telegram “editorialkaltim”, caranya klik link, https://t.me/editorialkaltimcom kemudian join. Anda harus mengistal Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker