Ragam

5 Peristiwa Penting Sepanjang Sejarah Islam yang Terjadi Saat Ramadan

Ilustrasi Ramadan. (freepik).

Editorialkaltim.com – Ramadan adalah bulan yang penuh rahmat. Bulan mulia yang dirindukan oleh seluruh umat Muslim diseluruh dunia. Dengan begitu banyak rahmat-Nya yang Allah turunkan pada bulan penuh keberkahan ini, bulan suci Ramadan telah menyaksikan banyak peristiwa luar biasa dan kemenangan bagi umat Muslim dalam lautan sejarah.

Berikut editorialkaltim.com rangkum, 5 peristiwa penting sepanjang sejarah Islam yang terjadi saat Ramadan:

1. Nuzulul Qur’an

Ilustrasi. (freepik).

Nuzulul Qur’an (turunnya Al Qur’an) adalah peristiwa penting yang pertama. Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama saat usianya mencapai 40 tahun. Allah mengutusnya untuk alam semesta, mengeluarkan mereka dari sesatnya kebodohan menuju terangnya pengetahuan. Peristiwa penting ini terjadi pada 17 Ramadan 13 tahun sebelum Hijriah.

Pakar astronomi, Syekh Mahmud Basya menuturkan, waktu itu bertepatan dengan awal Februari tahun 610 Masehi. Mendekati masa-masa turunnya wahyu pertama, Rasulullah sangat sering berkhalwat di Gua Hira, menjauh dari manusia dan beribadah khusyuk di sana selama beberapa hari. Terkadang 10 hari, terkadang lebih sampai satu bulan. Ritual ibadah Nabi di gua Hira mengikuti tata cara yang dipakai kakeknya, Nabi Ibrahim As.

Di tengah-tengah peribadatannya di Gua Hira, Rasulullah didatangi sosok yang tak pernah dikenalnya. “Bergembiralah wahai Muhammad, aku Jibril. Dan engkau adalah utusan Allah untuk umat ini,” tutur Jibril saat itu.

Kemudian Jibril meminta Rasulullah membaca, dan Rasulullah menjawab tidak bisa. Perintah itu sampai diulang tiga kali oleh Jibril, jawaban Rasulullah sama “Mâ anâ bi qarî’in, aku tidak bisa membaca.” Kemudian Jibril membacakan wahyu pertama, Surat al-Alaq ayat 1 sampai 5. Inilah Surah pertama dalam Al Qur’an yang turun kepada Nabi Muhammad SAW, yang menjadi awal untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu Allah di bumi.

Baca  Perjalanan Historis Puasa Ramadan: Dari Zaman Nabi Adam hingga Masa Kini

Ibnu Abbas menjelaskan yang dimaksud turunnya Al-Qur’an adalah turunnya Al-Qur’an secara berkala ke Baitul ‘Izzah di langit dunia untuk menunjukan kepada para Malaikat dan selanjutnya diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara bertahap selama 23 tahun sejak beliau diutus hingga wafatnya.

Bahkan, ada malam istimewa saat Ramadan untuk memperingati kisah ini, yaitu malam Lailatul Qadr, malam mulia yang terjadi di bulan Ramadhan. Al-Qur’an menyebutnya sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Keistimewaan malam ini diabadikan dalam Surat Al-Qadr, surat ke-97.

2. Perang Badar

Ilustrasi perang badar. (Wikipedia).

Perang Badar atau biasa disebut Ghazwah Badr al-Kubra adalah perang yang menandai awal kejayaan kaum Muslimin. Dengannya Allah memuliakan Islam, meninggikan menaranya, dan mengikis berhala-berhala. Perang ini terjadi pada 17 Ramadan tahun ke-2 Hijriyah atau 13 Maret 624 Masehi.

Dalam peperangan ini, Rasulullah membawa 313 pasukan Muslim, menghadapi 10.000 pasukan kafir Quraisy. Perbedaan jumlah pasukan yang mencolok tersebut tidak lantas mengecilkan nyali tentara Muslim. Dengan tekad yang kuat membela Islam, kaum Muslimin berhasil memporak-porandakan pasukan kafir Quraisy, Allah menguatkan mereka dengan malaikat-malaikat-Nya. Inilah kemenangan besar umat muslim yang terjadi di Bulan Ramadhan.

Dari pasukan Muslim, gugur 14 orang syahid. Dari pasukan kafir, yang terbunuh dan tertawan masing-masing 70 orang. Di antara yang terbunuh adalah Abu Jahal.

3. Pembebasan Kota Mekkah atau Fathu Mekkah

Kota Mekkah. (imgur).

Penaklukan Makkah dikenal dengan istilah Fathu Makkah. Salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam karena setelah itu Islam kian berkembang ke sepenanjung Arab. Peristiwa ini terjadi pada bulan Ramadan tepatnya pada 8 Hijriyah (atau 630 Masehi). Saat itu Nabi Muhammad SAW beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Makkah.

Kemudian menguasai Kota Makkah secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah sedikitpun. Kaum muslimin juga menghancurkan berhala yang ada di dalam dan sekitar Ka’bah. Setelah itu orang-orang Quraish Makkah memeluk Islam secara berbondong-bondong.

Baca  Berat Badan Naik Saat Puasa, Kok Bisa? Ini 5 Penyebabnya

Peperangan tersebut dipicu oleh perlakuan orang Quraisy yang merusak satu perjanjian dari beberapa perjanjian Hudaibiyyah. Orang Quraisy bersekongkol dengan kabilah lainnya untuk memerangi orang-orang yang berdamai dengan Rasul.

Dalam pertempuran itu, Nabi mengerahkan 10.000 pasukan Muslim. Rasul mengutus sahabat Khalid bin Walid sebagai panglima perang dan memerintahkannya agar tidak memulai menyerang sebelum diserang. Bersama mereka, Nabi berperang dalam keadaan berpuasa, kemudian berbuka di tengah jalan karena mengalami keberatan (masyaqqah).

Rasulullah membagi dua pasukannya untuk memasuki Kota Makkah. Khalid bin Walid ditempatkan di sayap kanan untuk memasuki Makkah dari dataran rendah, sementara Zubair bin Awwam memimpin pasukan sayap kiri dan membawa bendera Nabi SAW melalui dataran tinggi. Lalu, Nabi Muhammad mengitari Kakbah dan bertakbir di setiap sudutnya. Dia menyatakan sejak saat itu Makkah menjadi kota suci dan kaum Quraisy dimuliakan oleh Allah.

4. Khalid bin Walid Runtuhkan Berhala ‘Uzza

Ilustrasi Khalid bin Walid. (net).

Sejak masuk Islam, Khalid bin Walid menjelma menjadi pahlawan yang tak terkalahkan, tentunya atas kehendak dan pertolongan Allah. Ia pun dijuluki sebagai Saifullah (pedang Allah). Hampir setiap jengkal dari tubuhnya tidak bebas dari luka dan goresan peperangan.

Setelah umat Muslim menaklukan kota Mekkah dan menyucikannya dengan mengahcurkan setidaknya 360 patung Latta, ‘Uzza, dan Manat di sekitaran ka’bah, lima hari terakhir di bulan Ramadhan, tahun 8 H/630 M, Rasulullah mengutus Khalid bin Walid untuk menghancurkan patung ‘Uzza, patung paling besar di daerah Nakhlah yang masih disembah oleh Bani Kinanah dan Bani Muhdhar.

Mendegar Khalid bin Walid menuju Nakhlah, para penjaga patung ‘Uzza begitu resah dan waspada. Mereka menggantungkan harapan kepada patung ‘Uzza, sekalipun patung itu tidak bergeming sedikitpun.

Baca  Selama Ramadan, Mendag Pastikan HET Minyak Goreng Tetap Rp14.000

Setibanya di Nakhlah, Khalid pun dengan mudahnya menghancurkan patung itu hingga berserakan di tanah. Bersama pasukannya, Khalid pun kembali dan melapor kepada Rasulullah akan tugas yang telah dilaksanakannya itu.

“Apakah ‘Uzza sudah engkau hancurkan?” tanya Rasulullah.

“Sudah, wahai Rasulullah,” jawab Khalid.

“Apakah kau melihat sesuatu?” tanya Rasulullah lagi.

“Tidak ada wahai Rasulullah,” jawab Khalid dengan jujur.

“Jika begitu, engkau belum membunuhnya. Kembalilah ke sana dan hancurkan ‘Uzza!”

Khalid pun kembali ke Nakhlah. Sesampainya di area pemujaan ‘Uzza, ia melihat seorang perempuan dengan wajah menyeramkan berkulit hitam, rambutnya pun acal-acakan. Anehnya, wanita itu menjerit ketakutan tatkala melihat Khalid. Tahulah Khalid bahwasannya ia adalah ‘Uzza. Dengan segera Khalid pun menebas perempuan itu hingga tewas. Lalu ia ceritakan kembali kepada Rasulullah.

“Itulah ‘Uzza yang sebenarnya,” kata Rasulullah.

5. Wafatnya Khadijah binti Khuwailid

Khadijah binti Khuwailid adalah istri yang paling dicintai Rasulullah. Wafat pada 11 Ramadan tahun ke-10 kenabian, tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Khadijah wafat dalam usia 65 tahun, saat usia Rasulullah berusia sekitar 50 tahun.

Ketika Khadijah wafat, Rasulullah amat terpukul. Apalagi hari kematian Khadijah tidak berselang lama dari kematian paman kesayanganbya, Abu Thalib. Oleh karena itu, masa-masa ini disebut sebagai tahun berkabung atau tahun kesedihan bagi Rasulullah. Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa Rasulullah baru menikah lagi setelah Khadijah wafat.

[NFA]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Mari bergabung di Grup Telegram “editorialkaltim”, caranya klik link, https://t.me/editorialkaltimcom kemudian join. Anda harus mengistal Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button