gratispoll
KaltimSamarinda

Yakob Pangedongan Ingatkan Bahaya Gadget, Dorong Literasi Digital Keluarga di Samarinda

Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Yakob Pangedongan (Foto: Editorialkaltim/Nita)

Editorialkaltim.com – Gelombang digitalisasi yang merambah hingga ke ruang keluarga kini menjadi tantangan tersendiri dalam pola asuh anak. Gadget yang awalnya dimaksudkan sebagai sarana pendukung belajar dan komunikasi, justru berpotensi menjadi sumber masalah serius bila penggunaannya tidak diarahkan dengan baik.

Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Yakob Pangedongan, menyebut bahwa kecanduan gadget bukan lagi sekadar urusan pribadi antara anak dan orang tua, melainkan telah berkembang menjadi isu sosial yang memerlukan perhatian serius.

“Kalau dulu mungkin dianggap masalah rumah tangga, sekarang dampaknya jauh lebih luas. Ini bukan hanya soal teknologi, tapi soal pendampingan. Anak-anak harus ada yang membimbing, dan keluarga menjadi filter utama agar mereka tidak tersesat di dunia digital,” kata Yakob, Jumat (26/9/2025).

Baca  Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal, Laila Sarankan Pembentukan Pusat UMKM

Menurutnya, salah satu kesalahan umum yang kerap terjadi adalah orang tua membiarkan anak terlalu bebas berselancar di internet. Padahal, kemampuan anak dalam memilah konten positif dan negatif masih sangat terbatas.

“Bukan berarti harus melarang secara total, tetapi orang tua wajib mengarahkan. Misalnya membuat kesepakatan sederhana: tidak bermain HP saat jam makan bersama, ketika belajar, atau sebelum tidur. Interaksi nyata di momen-momen itu sangat penting untuk menumbuhkan ikatan dalam keluarga,” jelasnya.

Yakob menekankan bahwa pendidikan karakter tidak bisa hanya ditumpukan pada sekolah. Lingkungan rumah justru merupakan fondasi pertama yang akan menentukan kepribadian anak.

Baca  Sambut Munas ke-V, Alumni IMM Kaltim Gelar Seminar Kebangsaan

Sejumlah data nasional pun menguatkan kekhawatiran tersebut. Berdasarkan survei BPS 2024, hampir 40 persen anak usia dini di Indonesia sudah menggunakan telepon genggam, bahkan 58 persen di antaranya berusia 5–6 tahun. Sementara survei KPAI mencatat, 71,3 persen anak telah memiliki gadget pribadi dan mayoritas diperbolehkan menggunakannya di luar kebutuhan belajar.

“Kalau orang tua saja tidak memahami cara kerja internet dan media sosial, bagaimana mereka bisa mengarahkan anak? Literasi digital itu harus untuk anak sekaligus orang tua,” tegasnya.

Baca  DPRD Samarinda Beri Tanggapan Rencana Pembangunan Kolam Retensi di Damanhuri

Yakob mengapresiasi langkah sejumlah sekolah dan komunitas yang mengenalkan konsep digital parenting, namun ia menilai dukungan penuh dari pemerintah sangat diperlukan agar program tersebut menjangkau lebih banyak keluarga.

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahaya penggunaan gadget berlebihan yang dapat menimbulkan gangguan tidur, menurunkan kualitas interaksi sosial, hingga memicu kecemasan pada anak.

“Generasi muda kita jangan sampai hanya cerdas dalam teknologi tapi miskin karakter. Itu justru membahayakan masa depan bangsa,” pungkasnya. (nit/ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button