Opini

Wujudkan Ketahanan Pangan Penopang IKN, Close Loop Jadi Solusi Sistem Kemitraan Peternakan Kambing dan Domba di Kaltim

Oleh: Dian Kurniawati, S.Pt (Mahasiswa Program Magister Agribisnis Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga)

Editorialkaltim.com – Permintaan pasar daging kambing dalam negeri setiap tahun mencapai 4.3 juta ekor. Sekitar 15% dari jumlah tersebut masih dipenuhi oleh pasar impor. Peluang pasar ekspor bahkan jauh lebih besar. Menurut data Food and Agriculture Organization (FAO), peluang pasar daging kambing dunia saat ini mencapai 22.2 juta ekor per tahun.

Sebagian besar permintaan itu datang dari Afrika, Amerika, Asia dan Eropa. Rencana pemindahan ibu kota Negara dari DKI Jakarta ke Penajam, Kaltim sebagai Ibu Kota Negara digaungkan Presiden RI Joko Widodo sejak tahun 2019. Jika kita mengambil sedikit pasar di wilayah Kalimantan khususnya Kalimantan Timur, menurut data Stasiun Karantina Pertanian Balikpapan, selama satu semester yaitu mulai Bulan Januari – Juni 2023 jumlah Daging Domba atau Kambing yang masuk ke Kalimantan Timur sebesar 94.073 kilogram yang terdiri dari Daging Beku dan Daging Olahan. Sedangkan jumlah kambing hidup yang masuk ke Kalimantan Timur sebanyak 14.793 ekor dari Bulan Januari – Juni 2023.

Sampai saat ini peternakan kambing di Indonesia masih didominasi oleh peternakan rakyat, dengan jumlah kepemilikan ternak kambing sedikit yaitu 1 – 2 ekor saja, serta kepemilikan lahan yang sempit. Usaha peternakan kambing di wilayah Kalimantan Timur, menurut  Sekjend HPDKI Kalimantan Timur sudah mulai berkembang sejak tahun 2022 dimana para peternak sudah memperbaiki cara beternak dan kecukupan pakan ternak di bawah pendampingan Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) Kalimantan Timur.

Dari kondisi diatas kita perlu berupaya untuk meningkatkan daya saing dalam bidang komoditi peternakan sebagai bentuk dukungan ketahanan pangan di wilayah IKN. Salah satu strategi upaya yang dapat ditempuh adalah dengan mengembangkan pola kerjasama dan kemitraan dalam penyelenggaraan suatu urusan tertentu.

Salah satu pengembangan bisnis peternakan kambing yang ditawarkan oleh HPDKI adalah Peternakan dengan Sistem Close Loop. Peternakan sistem closed loop adalah model kemitraan agribisnis dari hulu sampai  hilir  yang  dikembangkan dalam sistem yang berbasis digital, teknik budidaya Good Agricultural Practices (GAP), sistem logistik yang  baik  serta  jaminan  pasar/harga  yang bersaing. Pengembangan kemitraan close loop dilakukan untuk membangun sistem pemasaran dari hulu hingga hilir yang terkoordinasi.

Baca  Higiene dan Sanitasi Makanan Siap Saji Dalam Kehidupan Sehari-hari

Close loop (CL) adalah model kemitraan agrobisnis hulu sampai hilir yang melibatkan banyak pemangku kepentingan (multistakeholder) dan dikembangkan dalam ekosistem yang berbasis digital, teknik budidaya good agriculture practice (GAP), sistem logistik yang baik serta jaminan pasar/harga yang bersaing oleh off-taker (Kemenko Perekonomian, 2021). Kemitraan close loop memiliki tujuan untuk: (1) meningkatkan kesejahteraan petani melalui pendampingan proses budidaya dan kepastian akses pasar; (2) meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani dan (3) menjaga stabilitas pasokan dan harga (Kemenko Perekonomian, 2021).

Dikarenakan kemitraan closed loop ini meningkatkan koordinasi dari hulu ke hilir maka implikasi dari penerapan model kemitraan closed loop ini dapat dievaluasi dengan melihat dampak secara ekonomi dari sisi pendapatan, biaya dan efisiensi usahatani.

Keuntungan atau kelebihan dalam model kemitraan close loop adalah peternak mendapatkan jaminan pasar dengan adanya pihak offtaker yang bersedia membeli ternak mereka sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak. Sehingga memberikan penyemangat bagi para peternak untuk membangun ekonomi mereka sendiri dengan bersungguh – sungguh dalam bermitra ini. Di dalam bidang peternakan, sistem close loop ini sudah banyak diterapkan dalam usaha peternakan ayam potong (Broiler). Umumnya kesepakatan dalam kemitraan tertuang dalam suatu kesepakatan kontrak, baik secara formal maupun informal. 

Dalam pelaksanaan kemitraan tersebut, seringkali ada perjanjian (kesepakatan) yang mencakup penyediaan dukungan produksi oleh kontraktor, seperti input dan bantuan teknis. Hal yang menjadi dasar aturan sehingga contract farming dapat dilaksanakan adalah adanya komitmen dari pihak petani untuk menyediakan komoditas tertentu dalam jumlah dan standar kualitas yang ditentukan oleh pembeli (kontraktor) dan komitmen dari pihak kontraktor untuk mendukung produksi petani dan untuk membeli komoditas tersebut.

Model kemitraan close loop secara prinsip memiliki kesamaan dengan pola contract farming, hanya saja terdapat perbedaan yang esensial yaitu terlibatnya banyak pihak di dalam kegiatan kemitraan tersebut. Bantuan teknis dalam model close loop ini menjadi tanggung jawab bersama dari seluruh mitra yang teribat di dalam kemitraan ini. Adanya pendampingan oleh petugas yang disediakan oleh offtaker menjadi salah satu kunci akan keberhasilan dari peternakan sistem close loop ini.

Baca  Mutasi Harus Taat Aturan Dan Berbasis Kinerja

Pelaksanaan kemitraan closed loop ini, target yang diharapkan adalah setelah diterapkan kemitraan ini dalam pelaksanaan budidaya, petani semakin berorientasi pasar dengan menerapkan GAP dan smart farming dalam budidaya. Selain itu diharapkan peran multi stakeholder dapat terwujud dalam pengelolaan peternakan dengan adanya kolaborasi pentahelix. Kelembagaan peternak semakin kuat dengan bentuk koperasi dalam menjalankan peran agregator untuk menghubungkan petani dengan offtaker. Akses pembiayaan semakin baik dengan adanya perhatian dari pihak perbankan dan investor

Dalam konteks lokal, beberapa hasil studi juga menunjukan adanya kemitraan dapat memberikan dampak positif bagi stakeholder yang terlibat, terutama bagi peternak mitra. Adanya kemitraan dapat memberikan jaminan akses pasar, akses terhadap input, akses permodalan, jaminan kestabilan harga dan peningkatan pendapatan bagi petani. Peningkatan pendapatan yang didapatkan oleh petani yang ikut kemitraan, dapat disebabkan karena harga rata – rata yang diterima oleh petani mitra lebih baik daripada petani non mitra.

Setiap pemangku kepentingan, di dalam kemitraan closed loop menjalankan peran sesuai dengan kompetensi masing-masing. Menurut Kemenko Perekonomian (2021), ada tujuh peran pemangku kepentingan dalam kemitraan closed loop yaitu (1) peran koordinasi dan fasilitasi (2) peran pendampingan petani (3) peran layanan keuangan (4) peran layanan sarana produksi pertanian (5) peran aggregator (6) peran off taker dan (7) peran pengembangan literasi digital.

Salah satu prospek kedepan pengembangan usaha ternak kambing dapat dilakukan dengan cara budidaya perbanyakan bibit. Usaha ternak kambing dan domba secara nasional telah banyak dilakukan oleh peternak kecil di pedesaan. Untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak, perlu dukungan kelembagaan, baik Pemerintah, swasta dan pemodal. Selain itu juga usaha ternak ruminansia kecil seperti kambing dan domba dapat diusahakan dengan cara diversifikasi (Rusdiana dan Praharani 2015). Keuntungan peternak yang diperoleh akan berlipat ganda dan secara ekonomi dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak.

Kualitas dan produktivitas sumberdaya peternak, salah satu langkah awal yang dapat mewujudkan peningkatan populasi ternak kambing di Indonesia. Kegiatan pengembangan usaha ternak kambing melalui beberapa tahapan diantaranya: (1) Peningkatan produksi ternak kambing melalui perbanyakan bibit atau induk dan jantan produktif. (2) Penerapan bioteknologi pakan dan reproduksi untuk mendukung sentra pembibitan ternak kambing. (3) Usaha pengembangan ternak kambing, di area perkebunan yang mempunyai jalinan kerjasama usaha. (4) Kerjasama dapat dilakukan dengan perusahaan swasta, perkebunan, investor, lembaga penelitian dan instansi-instansi lintas lembaga dan lintas intansi lainnya.

Baca  Milad ke 25 Tahun: Dedikasi KAMMI Rawat Kedaulatan Kaltimtara

 Dalam jangka panjang, diperkirakan 10 tahun kedepan peningkatan permintaan akan produk asal daging kambing akan semakin meningkat, sesuai dengan kebutuhan daging sapi. kebutuhan konsumen akan daging merupakan akibat dari peningkatan pendapatan per kapita penduduk di Indonesia.

Permintaan tersebut sejalan perubahan pasar global yang secara langsung akan bersaing dengan negara-negara ASEAN. Pergolakan dalam globalisasi pasar dunia akan bersaing ketat dengan pergolakan pasar domestik. Dari kemajuan pasar terbuka, maka kebutuhan asal pangan ternak kambing semakin meningkat. Salah satu produk yang akan ikut andil dan bersaing sebagai pemasukan devisa negara adalah ternak kambing.

Prosentase kebutuhan daging kambing dan domba masih jauh di bawah sub sektor usaha peternakan lainnya, seperti ayam/unggas sekitar 56%, sapi sekitar 23%, serta babi sekitar 13%. Konsumsi daging domba dan kambing di masyarakat masih sangat rendah yaitu sebesar 5% (Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan (2017). Kebutuhan untuk kurban aqiqah, industri restoran sampai dengan warung sate kaki lima diperkirakan antara 2-3 ekor/hari belum dapat terpenuhi.

 Oleh karena itu usaha peternakan dengan sistem close loop menjadi salah satu role model bagi peternak dan pengusaha yang dapat bersinergi untuk memberikan kesempatan bagi peternak rakyat berkembang dan mendapatkan keuntungan dari usaha ternak dengan adanya harga kontrak sehingga jaminan harga pasar. Jika potensi ini dikelola dengan baik dan mendapat dukungan dari pemangku kebijakan dalam hal ini pemerintah, maka tidak menutup kemungkinan bahwa akan terwujudnya ketahanan pangan untuk wilayah Kalimantan Timur dan akan melaksanakan swasembada daging untuk penopang wilayah IKN. (*)

(*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi editorialkaltim.com

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Mari bergabung di Grup Telegram “editorialkaltim”, caranya klik link, https://t.me/editorialkaltimcom kemudian join. Anda harus mengistal Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker