
Editorialkaltim.com – Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, memaparkan perjalanan panjang lahirnya program unggulan Gratispol dalam diskusi Tuk Ki Tak Ki Tuk bertema “Gratispol, Pendidikan Supaya Baik Jalannya” di Temindung Creative Hub Samarinda, Kamis (20/11/2025). Ia menyebut gagasan besar Gratispol telah muncul jauh sebelum dirinya dan Rudy Mas’ud resmi berpasangan sebagai calon gubernur dan wakil gubernur.
Seno mengingatkan kembali saat masih menjabat Wakil Ketua DPRD Kaltim. Ketika itu, ia melihat postur anggaran daerah yang terus meningkat sejak 2020 hingga 2024, namun porsi pembiayaan pendidikan terutama beasiswa masih minim.
“Ketika saya lihat anggaran untuk beasiswa sangat kecil, saya berpendapat kalau anggarannya diperbesar, anak-anak akan punya kesempatan lebih baik,” ujarnya.
Diskusi awal mengenai arah pendidikan, lanjutnya, sudah dimulai setahun sebelum mereka maju ke Pilgub. Pendidikan menjadi fokus utama. Beasiswa menjadi topik pertama yang dibahas, mulai dari jumlah penerima sampai besaran bantuan.
Pemikiran itu semakin berkembang ketika keduanya turun ke berbagai daerah dan mendapati fakta bahwa hanya sekitar 8 persen anak Kaltim yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Temuan tersebut memicu gagasan menggratiskan UKT bagi seluruh mahasiswa asal Kaltim.
“Ternyata jumlah mahasiswa Kaltim sekitar 105.000 sampai 130.000 orang. Setelah dikalikan rata-rata UKT, anggarannya masih mampu ditopang dari mandatory spending pendidikan sebesar 20 persen,” jelasnya.
Dengan pertimbangan tersebut, program Gratispol akhirnya ditetapkan sebagai salah satu program flagship pasangan Rudi–Seno. Seno menyebut dukungan anak-anak muda dan masyarakat semakin menguatkan keyakinan bahwa kebijakan ini dibutuhkan. (adr/ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.



