Samarinda

Voice Of Democracy Indonesia (Vodem.id) Dorong Partisipasi Perempuan di Kancah Politik

Diskusi publik Perempuan Berdaya, Pendidikan Politik, dan Eksistensi Perempuan Dalam Kepemimpinan di Indonesia dilaksanakan di Samarinda, Minggu, 12 November 2023

Editorialkaltim.com – Voice Of Democracy Indonesia (Vodem.id) berkolaborasi dengan Forum Indonesia Muda (FIM) Samarinda menggelar diskusi publik bertemakan “Perempuan Berdaya, Pendidikan Politik, dan Eksistensi Perempuan Dalam Kepemimpinan.”

Ratusan pemuda dan pemudi di Kota Samarinda antusias dalam berdiskusi soal eksistensi perempuan dalam kancah perpolitikkan.

Diskusi publik Perempuan Berdaya, Pendidikan Politik, dan Eksistensi Perempuan Dalam Kepemimpinan di Indonesia dilaksanakan di Samarinda, Minggu (12/11/2023)

Kepala Seksi Kesetaraan Gender Bidang Politik dan Hukum DKP3A Kaltim Anna Susilawaty menyebutkan pentingnya pengarustamaan gender dalam kebijakan publik.

“Perempuan masih menghadapi berbagai bentuk kekerasan, baik dirumah tangga maupun di ruang public. Pentingnya menghindari pernikahan dini dan golput. Agar kesetaraan gender tercipta,” ujar Anna.

Baca  Jelang Tahun Politik 2024, KPID Kaltim Akan Jalin Kerjasama dengan KPU dan Bawaslu

Ketua Bawaslu Kaltim Hari Dermanto juga hadir dalam diskusi, menjelaskan peran kelembagaan dalam keserataraan gender dalam dunia politik.

“Hampir semua partai dalam peserta Pemilu di Kaltim memenuhi keterwakilan caleg perempuan 30 persen,” kata Hari.

“Kami mengajak perempuan untuk mendapatkan pendidikan politik dan tidak golput lanjutnya,” tambah Hari.

Selanjutnya, Anggota KPU Kota Samarinda Nina Mawaddah mengatakan, ada aturan yang memang mengatur keterwakilan perempuan 30 persen dalam Pemilihan Legislatif (Pileg). Yakni Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu

“Kami berharap partai politik melakukan kaderisasi dengan sekolah politik dan memberdayakan perempuan,” tuturnya.

Paparan lainnya Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Mulawarman Yayuk Anggaraini menyapaikan materi perspektif akademisi dalam diskusi itu. Ia menegaskan bahwa perempuan sangat penting dan mustahil tidak diperhitungkan dalam perpolitikan Indonesia.

Baca  Wakil Ketua DPRD Kaltim Seno Aji Berbagi Wawasan Kepemimpinan di Unmul

“Kami mengamati bahwa ada kenaikan persentase keterwakilan perempuan di legislatif dari 1999 hingga 2019,” sebut Yayuk.

Ia mengatakan perempuan membutuhkan modal politik untuk berkiprah di dunia politik. Empat modal politik menurut Pierre Felix Bourdieu, yaitu modal ekonomi, modal budaya, modal sosial, dan modal simbolik.

“Sarannya agar perempuan untuk sibuk berjejaring dan memperluar koneksi untuk menumbuhkan kepercayaan diri mereka menghadapi tantangan politik.” Pesannya.

Diskusi Publik sendiri, dimoderatori oleh Founder Voice Od Democracy Indonesia (Vodem.id) Jhon Ias Ganesa Simamora. Ia mengatakan bahwa keterlibatan perempuan dalam demokrasi elektoral bisa sebagai peserta, pemilih, relawan, penyelenggara pemilu dan peneliti.

Baca  Gelar Sosialisasi Raperda Inisiasi, Abdul Rofik Dukung UMKM Berkualitas

Namun, Ia mengakui keterlibatan perempuan masih menghadapi banyak rintangan, Jhon menyebutkan kedepannya terus mengadakan kegiatan sekolah politik dan demokrasi secara berkala dan akan mengundang pemuda dan pemudi di Samarinda dengan jumlah yang lebih banyak.

“Saya mengajak semuanya mendukung penuh perempuan berdaya, pendidikan politik, dan eksistensi perempuan dalam kepemimpinan di Indonesia”. Cantik bukan sekedar fisik, kamu cantik jika berani bersuara dan berdaya, Tutup Jhon. (ndi/adv)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button