Editorialkaltim.com – Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda, Abdul Rohim, menyoroti pentingnya pemetaan daerah rawan bencana sebagai langkah awal dalam upaya mitigasi bencana alam. Meskipun proses pemetaan dan identifikasi potensi risiko bencana sudah mulai dilakukan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Samarinda, ia mengakui beberapa daerah baru yang dipetakan, kawasan tersebut sudah berkembang menjadi permukiman warga.
“Samarinda Utara dan Sungai Pinang sudah dilakukan pemetaan, meskipun bisa dibilang terlambat. Banyak area tersebut sudah menjadi permukiman warga, sehingga langkah penanganannya harus berbeda,” ujar Abdul Rohim, Kamis (27/2/2025).
Ia menegaskan pemetaan harus segera diselesaikan secara menyeluruh di seluruh kecamatan agar posisi daerah berisiko dan berpotensi bencana bisa ditentukan dengan jelas.
Hal ini, juga akan menjadi bagian dari materi revisi Peraturan Daerah (Perda) tentang Penanggulangan Bencana.
“Pemetaan ini harus diselesaikan dulu, setelah itu aturannya disiapkan. Jika regulasi sudah jelas, maka kita bisa melakukan tindakan preventif dengan lebih efektif,” tambahnya.
Lebih lanjut ia menyebut, bencana tidak bisa diprediksi kapan terjadi, tetapi dampaknya bisa dikurangi dengan langkah-langkah mitigasi yang tepat.
“Yang bisa kita kendalikan adalah mengurangi jumlah korban ketika bencana terjadi. Mencegah bencana memang membutuhkan upaya besar, tapi itu yang harus kita lakukan,” tegasnya.
Ia berharap upaya pemetaan ini dapat segera dirampungkan agar kebijakan yang lebih konkret dalam mitigasi bencana bisa diterapkan dengan maksimal. (Adr/Adv)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.
