KaltimSamarinda

Sri Puji Astuti Ungkap Persoalan Buku dan Kesehatan saat Kegiatan PILKADA Gen-Z

Sri Puji Astuti anggota DPRD kota Samarinda (Foto:Editorialkaltim/Adryan)

Editorialkaltim.com – Kegiatan Semarak Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) Gen-Z Tahun Pembelajaran 2024/2025 yang berlangsung di kantor DPRD Samarinda pada Sabtu (4/10/2024), mendapat antusiasme tinggi dari siswa SMAN 13 Samarinda yang hadir. Anggota DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti, menyatakan bahwa saat ini sebagian badan kelengkapan DPRD Samarinda belum terbentuk. Namun, telah diberikan batas waktu kepada pimpinan sementara untuk segera membentuk Badan Kelengkapan.

“Kami sudah dilantik dan ada pimpinan sementara tapi alat kelengkapan belum terbentuk,” kata Sri Puji Astuti.

Baca  Samarinda Darurat Narkotika, Pansus IV Perkuat Kebijakan Lewat Raperda Ketahah Keluarga

Fokus utama untuk menjalankan roda pemerintahan di kota Samarinda akan diketahui setelah terbentuknya Badan Kelengkapan.

Hal ini dikarenakan mekanisme penyusunan program kerja melibatkan pembagian tugas di berbagai komisi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.

“Setelah Badan Kelengkapan terbentuk, rencananya DPRD akan melakukan reses tiga kali setahun dalam empat bulan dan juga melakukan sosialisasi rancangan Peraturan Daerah (Perda) sebanyak enam kali,” jelasnya.

Terkait isu buku yang sempat menjadi pembahasan hangat di masyarakat, Sri Puji Astuti mengatakan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh anggaran terbatas yang dimiliki sekolah untuk pengadaan buku. Meskipun pemerintah pusat telah menyosialisasikan penggunaan e-book, implementasinya masih menghadapi berbagai masalah, termasuk kendala dalam pengunduhan.

Baca  DPRD Kaltim Kaji Masa Depan Aset Pemprov di Mal dan Pergudangan

“Saat ini lagi heboh masalah buku. Masyarakat minta buku gratis. Jika Dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) besar, maka bisa diakomodir untuk dibeli oleh sekolah. Namun, kenyataannya dana Bosda itu terbatas,” tambahnya.

Sri Puji Astuti anggota DPRD Samarinda menjawab pertanyaan dari Siswa SMAN 13 Samarinda

Dia juga menyinggung tentang kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan.

Hal ini terlihat dari keengganan sebagian masyarakat untuk membeli kebutuhan sekolah bagi anak-anak mereka, memilih membeli rokok daripada buku, meskipun hal tersebut berdampak buruk bagi kesehatan.

Baca  Dewan Samarinda Dukung Pemkot Tutup Gerai Penukaran Uang dan Zakat di Atas Trotoar

“Kita memiliki angka harapan hidup tinggi tapi disertai dengan penyakit,” pungkasnya.(ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker