gratispoll
KaltimSamarinda

Dewan Samarinda Sebut Masalah Anjal dan Gepeng Belum Sentuh Akar Sosial

Ketua Komisi I DPRD Kota Samarinda, Samri Shaputra (Foto: Editorialkaltim/Nita)

Editorialkaltim.com – Permasalahan anak jalanan (anjal), gelandangan, dan pengemis (gepeng) masih menjadi isu yang terus dihadapi Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Meski berbagai upaya telah dilakukan, persoalan ini dinilai belum menyentuh akar sosial yang sebenarnya.

Ketua Komisi I DPRD Kota Samarinda, Samri Shaputra, menilai bahwa solusi yang selama ini diberikan masih bersifat permukaan. Banyak pihak berpendapat bahwa kebijakan penertiban hanya bersifat sementara dan tidak menyelesaikan persoalan kemiskinan, keterlantaran, ataupun keterbatasan akses pendidikan yang melatarbelakangi kemunculan anjal dan gepeng di berbagai sudut kota.

Baca  Ketua DPRD Kaltim Ungkap Sejumlah Persoalan di Mahakam Ulu

“Padahal masalahnya lebih kompleks. Mereka tidak akan turun ke jalan kalau punya pilihan hidup lain,” ucap Samri, Selasa (2/7/2025).

Samri juga menegaskan pentingnya program jangka panjang yang fokus pada pemberdayaan ekonomi dan perlindungan sosial. Menurutnya, keberadaan anjal dan gepeng mencerminkan kegagalan pemerintah dalam menyediakan jaring pengaman sosial yang kuat.

“Untuk memberikan alternatif kehidupan yang layak, kita perlu membangun sistem pendukung,” ujarnya.

Baca  Komisi IV DPRD Samarinda Dorong Sekolah Jadi Lingkungan Ramah Anak

Selain itu, ia juga menyoroti kebiasaan masyarakat yang masih sering memberikan uang kepada anjal maupun gepeng. Kebiasaan ini dinilai memperkuat siklus ketergantungan dan memperlemah upaya penanganan yang lebih sistemik.

Samri juga tidak menepis bahwa salah satu penyebab lambannya penanganan adalah minimnya anggaran serta belum tersedianya fasilitas representatif untuk rehabilitasi atau pembinaan pasca penertiban.

“Setiap kali mereka ditertibkan, kita harus tahu mereka ini akan dikemanakan,” tegasnya.

Baca  Lima Desa di Kaltim Masuk 300 Besar Nominasi ADWI 2023, Ini Daftarnya

Ia juga menyebut bahwa sebagian besar gepeng dan anjal yang ditemui bukan berasal dari Samarinda. Namun, pendekatan daerah asal tidak boleh dijadikan alasan untuk menolak tanggung jawab pemerintah kota.

“Samarinda harus tetap hadir untuk memberikan perlindungan. Namun langkahnya harus konkret, bukan sekadar razia,” tutupnya. (nit/ndi/adv)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button