Mulyana Dorong Upaya Partisipasi Perempuan dalam Politik
Editorialkaltim.com – Di tengah persiapan Pemilu 2024, isu minimnya keterlibatan perempuan dalam politik mendapat sorotan khusus di Kutai Timur (Kutim). Seminar pendidikan politik yang baru saja diadakan di Gedung Serba Guna (GSG) menjadi ajang refleksi dan pembahasan strategi untuk memperkuat peran perempuan dalam kebijakan publik. Mulyana, politikus Partai Amanat Nasional Kutim, menegaskan pentingnya peningkatan partisipasi perempuan dalam politik dan legislasi daerah sebagai salah satu pilar kemajuan bangsa.
Dalam seminar yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, Mulyana menekankan bahwa meskipun jumlah politikus perempuan telah meningkat, kontribusi nyata mereka dalam merumuskan dan mendorong kebijakan yang mendukung aspirasi perempuan masih terbatas. Ia mengajak para perempuan untuk lebih percaya diri dalam kemampuan politik mereka dan tidak ragu untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan daerah melalui peran legislatif dan eksekutif.
Pemkab Kutim dianggap memiliki peran krusial dalam menginspirasi dan mendidik perempuan untuk lebih terlibat dalam politik. Mulyana memaparkan, “Untuk mencapai kesetaraan dan keadilan sosial, perlu ada upaya konkret dalam mempersiapkan perempuan menjadi pemimpin yang kompeten di tiap wilayah.”
Sementara itu, Sulastin menambahkan bahwa salah satu hambatan utama adalah kurangnya pemahaman tentang mekanisme politik yang ada, yang mengakibatkan perempuan enggan untuk maju. “Penting bagi kita untuk menyediakan informasi dan edukasi yang memadai agar perempuan dapat melihat politik sebagai arena untuk mengadvokasi kepentingan publik dan pembangunan,” ujarnya.
Di sisi lain, Mulyana dan Sulastin sama-sama berharap agar Ranperda Pengarusutamaan Gender dapat segera disahkan. Ranperda ini dianggap sebagai langkah awal yang strategis untuk memastikan program-program pemberdayaan perempuan dapat dijalankan secara efektif dan memberikan dampak yang signifikan.
“Dengan Ranperda Pengarusutamaan Gender, kami akan mampu melaksanakan sosialisasi yang lebih luas dan sistematis kepada perempuan untuk menumbuhkan ketertarikan dan kesiapan mereka dalam berpartisipasi di panggung politik,” kata Sulastin.
Untuk mengakhiri, baik Mulyana maupun Sulastin mengakui bahwa tantangan masih ada, namun dengan kerja sama yang kuat antara pemerintah dan masyarakat, beserta adanya regulasi yang mendukung, harapan untuk melihat lebih banyak perempuan dalam politik pada Pemilu 2024 bukanlah sekadar impian. Itu merupakan sebuah proses yang realistis dan mungkin untuk diwujudkan. (lin/adv)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.