Muhammadiyah Jadi Korban Serangan Siber PDN, Desak Pemerintah Tanggung Jawab
Editorialkaltim.com – Muhammadiyah menjadi salah satu dari sekian banyak korban serangan siber yang menimpa Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). Insiden ini bukan hanya mengganggu layanan, tetapi juga mengekang akses terhadap data vital yang dimiliki oleh berbagai kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.
Dampak serangan ini sangat terasa, mengingat Muhammadiyah mengelola ribuan lembaga pendidikan, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, serta memiliki staf pengajar yang berjumlah ribuan orang.
Data-data vital mereka yang tersimpan di PDNS kini berada dalam kondisi terkunci dan tidak dapat diakses.
Ismail Fahmi, Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menyatakan kekecewaannya atas kebocoran data yang terjadi.
“Ini bukan hanya sekadar insiden biasa, tetapi sebuah kegagalan sistem keamanan siber nasional yang serius,” ujar Ismail di Yogyakarta pada Kamis (27/6/2024).
Lebih lanjut, Ismail menyoroti ketiadaan sistem backup dari pemerintah untuk data-data yang kini tersandera.
“Semua data dipusatkan di PDNS, namun tidak ada langkah konkret pemerintah untuk membackup data tersebut. Ini adalah kesalahan perencanaan yang fundamental,” tambahnya
Muhammadiyah mendesak pemerintah untuk segera bertindak dan bertanggung jawab atas insiden tersebut. Ismail menekankan pentingnya transparansi dan komunikasi yang jujur dari pemerintah dalam menghadapi krisis ini.
“Kami berharap pemerintah dapat segera memulihkan data yang hilang dan menyusun sistem keamanan siber yang lebih kuat dan inklusif,” tutur Ismail. (ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.