Modal dan Dana Segar Menjadi Kendala PT Laut Bontang Bersinar
Editorialkaltim.com – PT Laut Bontang Bersinar (LBB), anak perusahaan dari Perumda AUJ, berada dalam situasi yang sulit karena masalah modal. Pembentukan badan usaha pelabuhan pada 2021, tanpa dukungan modal yang memadai, menjadi salah satu isu utama.
Wakil Ketua DPRD Bontang, Agus Haris, menilai bahwa langkah pembentukan LBB terburu-buru. “Klausul mengenai komposisi modal antara Perumda AUJ dan PT Bontang Transport hanya sebatas lisan dan tidak ada bukti nyata,” ungkap Agus.
Dengan ketiadaan modal awal yang memadai, LBB harus mencari mitra perusahaan. “Tanpa modal, dari mana kita mendapatkan dana? Ini juga berdampak pada pembayaran kontribusi oleh PT LBB,” ujar Agus.
Masalah lain yang menghantui LBB adalah keterlambatan gaji karyawan dan pembayaran BPJS Ketenagakerjaan. DPRD menunggu solusi dari manajemen dan direksi. “Mereka berjanji akan ada perbaikan. Kami akan lihat upayanya hingga Januari,” tutur Agus.
Agus juga mempertanyakan rencana perubahan status menjadi perseroda di tengah kondisi yang tidak menentu. “Sebelum berbicara mengenai perubahan status, direksi harus menyelesaikan masalah yang ada,” tegasnya.
Pendapatan dari mitra diperuntukkan untuk pembayaran kontribusi tetap ke kas daerah. “LBB telah menyetor hampir Rp 1 miliar ke pemerintah. Namun, bagi hasil belum dapat dilakukan,” sebut Agus.
Dengan semua masalah yang dihadapi, solusi yang dibutuhkan melibatkan penyertaan modal dari Perumda AUJ atau Pemkot. “Jika ini terwujud, baru kita bisa bicara mengenai perubahan status menjadi perseroda,” pungkas Agus (lin/adv)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.