Internasional

Krisis di Rafah Gaza: Puluhan Fasilitas Kesehatan Terancam Tutup, Kekurangan Bahan Bakar

Beberapa peningkatan setelah serangan udara Israel, saat pasukan Israel melancarkan operasi darat dan udara di bagian timur Rafah, di tengah konflik berkelanjutan antara Israel dan Hamas, di Rafah, di bagian selatan Jalur Gaza pada 7 Mei 2024 (Foto: Reuters)

Editorialkaltim.com – Situasi kesehatan di Gaza semakin genting dengan terancamnya penutupan sekitar 10 rumah sakit dan berbagai fasilitas kesehatan lainnya, menyusul penutupan Perbatasan Rafah oleh Israel yang mengakibatkan kelangkaan bahan bakar.

Kantor Bantuan Kemanusiaan PBB (OCHA) melaporkan bahwa lima rumah sakit besar dan lima rumah sakit lapangan di wilayah tersebut kemungkinan besar tidak akan mampu beroperasi lagi dalam kurun waktu kurang dari 48 jam akibat krisis bahan bakar dan kekurangan obat.

Baca  Icon of The Seas Kapal Pesiar Seukuran 5 Kali Titanic Bakal Berlayar Januari 2024

Kondisi ini juga mempengaruhi 28 ambulans, 17 pusat perawatan kesehatan primer, 23 fasilitas medis di al-Mawasi, dan 10 klinik bergerak yang menyediakan layanan seperti imunisasi, perawatan trauma, dan nutrisi, yang semuanya terpaksa menghentikan aktivitas mereka.

Sebuah pernyataan yang dirilis oleh Aljazeera menyatakan, “Kekurangan bahan bakar untuk generator menyebabkan risiko yang sangat kritis bagi kelangsungan hidup pasien di unit perawatan intensif, termasuk bayi di ICU neonatal, pasien trauma yang membutuhkan operasi segera, dan ibu hamil yang memerlukan tindakan caesar.”

Baca  Lebih dari 37 Ribu Warga Tewas di Gaza, PBB Sebut Situasi Mirip 'Neraka Dunia'

Situasi ini juga berdampak serius terhadap pasien dengan gagal ginjal yang terancam kehilangan akses ke perawatan hemodialisis yang sangat vital.

Di Rafah, peningkatan serangan Israel telah memaksa pasien dan staf rumah sakit untuk mengungsi mencari tempat yang lebih aman, meninggalkan banyak warga Palestina yang sakit dan terluka tanpa perawatan medis.

Dr. Mohammed Zaqout, seorang dokter di Gaza, mengungkapkan kekhawatiran yang mendalam tentang kondisi saat ini.

Baca  PBB: 80.000 Warga Rafah Mengungsi Akibat Serangan Militer Israel

“Kami kehabisan tempat tidur, tidak ada lagi rumah sakit yang bisa menerima pasien, terutama yang kondisinya kritis,” kata Zaqout.

Ia menambahkan Rumah Sakit Al-Najjar telah tidak beroperasi, dan Rumah Sakit Kuwait di Rafah kini hanya fokus pada penanganan kasus trauma dan darurat saja. (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker