Ketua PP Muhammadiyah Dorong UMKT Tingkatkan Budaya Membaca di Kampus

Editorialkaltim.com – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, mendorong Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) meningkatkan budaya membaca di lingkungan kampus untuk memperkuat atmosfer akademik. Ia menekankan pentingnya membaca yang dilanjutkan dengan aktivitas menulis dan meneliti. Menurutnya, menulis adalah cara mengekspresikan hasil bacaan, dan riset adalah wujud kontribusi nyata bagi kemajuan ilmu dan masyarakat.
“Kampus harus menjadi tempat yang menghidupkan kebiasaan membaca, menulis, dan berpikir kritis,” paparnya saat memberi sambutan pelantikan Wakil Rektor UMKT periode 2025–2029, di Kampus UMKT, Kamis (24/7/2025).
Dalam sambutannya, ia mengapresiasi capaian dan kerja keras para wakil rektor periode sebelumnya yang telah membawa UMKT meraih berbagai prestasi membanggakan. Ia juga menekankan pergantian pimpinan adalah bagian dari perjalanan panjang perguruan tinggi.
“Saya kira pergantian kepemimpinan di UMKT akan terus berlanjut. Ini bagian dari proses perguruan tinggi yang berkelanjutan. Seperti Al-Azhar yang telah melewati 1.000 tahun, kita pun berharap UMKT bisa bertahan dan memberi manfaat selama 100 tahun atau lebih,” ungkapnya.
Meski begitu, ia juga menyoroti sejumlah tantangan besar yang dihadapi kampus, salah satunya adalah kebiasaan membaca yang masih rendah, bahkan di kalangan dosen dan guru besar. Selain itu, fenomena “sedekah nilai” yang masih terjadi di lingkungan perguruan tinggi, di mana pemberian nilai tidak mencerminkan kompetensi mahasiswa yang sebenarnya.
“Konon setelah seseorang selesai S3, aktivitas membacanya juga selesai. Bahkan guru besar pun banyak yang tidak tekun membaca. Ini menjadi tantangan besar bagi kita untuk menciptakan kampus yang benar-benar memiliki atmosfer akademik,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, kualitas penelitian di Indonesia masih rendah. Berdasarkan hasil penelitian seorang guru besar dari Inggris yang membuat skala kualitas riset global menunjukkan hasil yang tidak memuaskan. Indonesia tidak masuk dalam dua kategori tertinggi, tetapi justru masuk dalam kategori terendah.
“Penelitian kita sering hanya ditumpuk dan menunggu dibuang,” tambahnya.
Untuk itu, ia menegaskan, jika UMKT ingin menjadi kampus yang berdampak, maka pembentukan budaya literasi dan integritas akademik harus menjadi fokus utama. Sehingga harapan untuk mencapai visi sebagai kampus yang berdampak benar-benar terwujud.
“Kalau kita tidak biasakan budaya akademik itu sejak sekarang, maka sulit untuk bersaing,” pungkasnya. (adr/ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.