
Editorialkaltim.com – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) sukses mencatatkan sejarah baru dengan meraih posisi ketiga terbaik nasional dalam Indeks Ketahanan Pangan (IKP) 2025. Capaian dengan skor 86,50 itu diumumkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Agustus 2025 lalu. Kukar menjadi satu-satunya kabupaten di Kalimantan Timur yang berhasil menembus 10 besar, mengungguli ribuan daerah lain di seluruh Indonesia.
Kabupaten Badung (Bali) menempati peringkat pertama, disusul Kota Payakumbuh (Sumbar) di urutan kedua. Namun, Kukar dinilai istimewa lantaran keberhasilannya lahir dari konsistensi transformasi pertanian modern berbasis data dan teknologi, dengan dukungan kuat dari Pemerintah Provinsi Kaltim serta Bank Indonesia Perwakilan Kaltim.
Bupati Kukar Aulia Rahman Basri menyebut prestasi ini bukan akhir, melainkan awal untuk memperkuat kemandirian pangan dalam menghadapi kebutuhan yang kian meningkat, apalagi dengan hadirnya Ibu Kota Negara (IKN).
“Ini bukan hanya penghargaan untuk Kukar, tapi juga bendera kebanggaan bagi Kaltim. Sekaligus motivasi besar untuk menjadikan Kukar sebagai lumbung pangan jaman now, berbasis teknologi dan generasi muda,” ujarnya, Jumat (12/9/2025).
Kukar sendiri memiliki lahan baku sawah seluas 13.500 hektare, atau sekitar 40 persen dari kebutuhan pangan Kaltim. Dengan basis tersebut, Kukar menjadi penyokong utama pasokan pangan provinsi. Program ini diperkuat dengan kerja sama strategis bersama Pemprov Kaltim dan BI Perwakilan Kaltim, mulai dari penyediaan mesin panen otomatis, sistem irigasi tetes, hingga peralatan pemupukan digital untuk gabungan kelompok tani (Gapoktan).
Meski begitu, tantangan masih membayangi. Jumlah petani muda dinilai masih minim. Aulia menegaskan perlunya mengubah cara pandang terhadap pertanian agar lebih menarik dan menjanjikan secara ekonomi.
“Dengan teknologi, kita bisa tingkatkan hasil per hektare, kurangi ketergantungan tenaga kerja, dan membuka peluang usaha baru bagi anak muda,” tambahnya.
Sebagai langkah konkret, Kukar telah meluncurkan program Pertanian Digital Generasi Muda. Program ini mencakup pendidikan teknologi pertanian di sekolah, akses kredit mikro digital, hingga platform e-marketplace yang memungkinkan hasil pertanian dipasarkan langsung ke konsumen. Harapannya, pertanian tidak lagi sebatas menanam padi, melainkan menjadi ekosistem inovasi, ekonomi, dan masa depan berkelanjutan.
“Kukar kini bukan hanya lumbung pangan, tapi lumbung pangan jaman now,” tutup Aulia.(ftr/ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.