Editorialkaltim.com – Kasus pemerkosaan yang terjadi belum lama ini di kawasan Samarinda Utara, mirisnya pelaku dan korban masih memiliki hubungan sedarah.
Hal ini menjadi perhatian serius seluruh kalangan, salah satunya Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti. Ia menyebut kasus tersebut menunjukkan betapa rapuhnya peran keluarga yang seharusnya menjadi tempat perlindungan pertama.
“Keluarga harusnya menjadi tempat paling aman. Kalau justru sebaliknya, kekerasan terjadi di dalamnya, berarti ada yang salah dan perlu diperbaiki,” ucap Puji, Kamis (21/8/2025).
Puji juga mengungkapkan beberapa faktor yang bisa menjadi pendorong lemahnya peran keluarga, mulai dari padatnya tempat tinggal hingga kebiasaan yang melalaikan privasi, contohnya mengganti pakaian di tempat terbuka.
Ia turut mengingatkan adanya batasan perilaku, seperti kontak fisik yang berlebihan antar saudara.
Menurut Puji, anak-anak perlu dibekali pemahaman tentang menjaga diri, mengenali tanda-tanda pelecehan, hingga memiliki keberanian untuk melaporkan kejadian.
“Untuk sekarang masih banyak korban memilih diam, karena takut, diancam, bahkan keliru menganggap hubungan itu atas dasar suka sama suka. Di dalam keluarga, itu sudah termasuk kekerasan dan pelanggaran,” tegasnya.
Kendati demikian, ia mengajak seluruh masyarakat untuk lebih peka terhadap situasi yang terjadi di lingkungan sekitar.
Menurut Puji, perlindungan terhadap anak dan perempuan tidak cukup hanya dengan mengandalkan aturan hukum.
“Semua harus dimulai dari kesadaran keluarga, adanya penguatan pengawasan lingkungan, serta keberanian korban untuk melaporkan setiap kasus kekerasan,” tutupnya. (nit/ndi/adv)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.
