Johan Rosihan PKS Kritik Rencana Impor 1 Juta Sapi untuk Program Makan Bergizi Gratis

Anggota DPR RI Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I Pulau Sumbawa dari Fraksi PKS, Johan Rosihan (Foto: Humas DPR RI)

Editorialkaltim.com – Anggota DPR RI Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I Pulau Sumbawa, Johan Rosihan, menyatakan keberatan terhadap rencana pemerintah yang akan mengimpor 1 juta ekor sapi perah untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan diusung oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Menurut Johan, langkah ini justru akan memberatkan neraca perdagangan pangan dan memperluas ketergantungan terhadap impor.

“Program MBG seharusnya dapat meningkatkan kualitas kesehatan siswa secara nasional. Akan tetapi, implementasi program ini tidak boleh menyebabkan masalah baru seperti ketergantungan berlebihan terhadap impor pangan, padahal masih banyak sumber daya lokal yang bisa dimanfaatkan,” kata Johan melalui keterangan tertulis pada Rabu (9/10/2024).

Johan menambahkan Indonesia sudah terlalu bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti daging dan susu, dimana 54% daging sapi dan kerbau serta 80% kebutuhan susu nasional dipenuhi melalui impor. Menurutnya, ini adalah situasi yang memprihatinkan dan perlu ada perubahan strategi.

Politisi Fraksi PKS itu menekankan pentingnya pemanfaatan potensi lokal dalam pelaksanaan program MBG.

“Kita bisa menggunakan ikan, sayuran, dan telur sebagai sumber protein dan nutrisi lainnya, yang tidak hanya mendukung ketahanan pangan tapi juga lebih mudah diterima oleh masyarakat sekolah,” ujar Johan.

Lebih lanjut, Johan menyatakan untuk kesuksesan program MBG, dibutuhkan anggaran yang cukup, manajemen logistik yang baik, kolaborasi strategis antar-sektor, dan penerapan teknologi inovatif.

“Kita harus menguatkan pendidikan gizi di semua lapisan masyarakat, bukan dengan memperluas impor yang hanya menguntungkan segelintir pihak dan merugikan kedaulatan pangan nasional,” tegasnya.

Johan juga berpendapat penggunaan bahan pangan lokal tidak hanya mendukung kearifan lokal tetapi juga menjamin kesinambungan program.

“Penggunaan bahan pangan lokal dapat menjadi basis intervensi gizi yang efektif untuk mengatasi masalah gizi masyarakat, seperti stunting dan gizi kurang,” pungkasnya.(ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Exit mobile version