
Editorialkaltim.com – Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud (Harum) menegaskan pentingnya mengurangi ketergantungan daerah pada dana transfer pusat. Pesan itu ia sampaikan dalam Morning Briefing “Menuju Generasi Emas Kalimantan Timur” di Ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim, Senin (11/8/2025).
Menurut Harum, kabar pemotongan Dana Bagi Hasil (DBH) hingga 75 persen pada 2026 menjadi peringatan keras bagi Kaltim untuk segera bertransformasi. “Kalau kita masih nyaman bergantung pada transfer pusat, saat pemotongan nanti kita yang kewalahan,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, secara de jure ketergantungan APBD Kaltim pada sektor minerba berada di angka 45 persen, namun kenyataannya bisa mencapai 70 persen. Kondisi ini, kata Harum, juga dialami oleh daerah kaya sumber daya alam seperti Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Paser, dan Berau.
Untuk mengatasinya, Harum mendorong optimalisasi sumber penerimaan lain, seperti pajak alat berat, pajak air permukaan, dan peluang baru dari sektor yang belum tergarap.
“Jangan tunggu sampai pendapatan kita kolaps baru sibuk cari sumber lain,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya ekstensifikasi dan diversifikasi ekonomi, termasuk melalui pengembangan ekonomi hijau dan biru. Potensi perikanan, kelautan, serta energi terbarukan dinilai mampu mengurangi ketergantungan pada minerba.
Kerja sama dengan perusahaan daerah dan swasta juga menjadi salah satu strategi. Harum mencontohkan peluang kemitraan dengan perusahaan migas yang beroperasi di sekitar Tanjung Santan, seperti Eni dan PT Badak.
“Kita harus bergerak cepat, tepat, dan terukur. Kaltim tidak boleh seperti dinosaurus, punah karena tidak mau berubah,” tandasnya.(ndi/adv diskominfokaltim)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya