Internasional

Gagal Hentikan Genosida di Gaza, Direktur HAM PBB Mengundurkan Diri

Craig Mokhiber, Mantan Direktur Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa(Foto: Dok UN)

Editorialkaltim.com – Craig Mokhiber, Direktur Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), telah mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatannya. Keputusan ini diungkapkan melalui sebuah surat yang ditujukan kepada Komisaris Tinggi PBB di Jenewa, Volker Turk, dan diberikan tanggal 28 Oktober.

“Saaya menulis pada saat kegelisahan besar bagi dunia, termasuk bagi banyak rekan kami,” kata Craig Mokhiber seperti laporan independent, Jumat (3/11/2023).

Dalam suratnya, Mokhiber menyampaikan kegelisahan besar bagi dunia dan rekan-rekannya. Ia merenungkan pengalamannya di berbagai konflik yang melibatkan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk genosida terhadap orang Tutsi, Muslim Bosnia, Yazidi, dan Rohingya. Mokhiber menyatakan bahwa dalam setiap kasus tersebut, upaya untuk mencegah kejahatan massal telah gagal.

Baca  Prabowo Subianto: Jika Israel Tak Gencatan Senjata, Akan Terkucil di Dunia

“Dalam setiap kasus, ketika debu mereda dari kejahatan yang telah dilakukan terhadap populasi sipil yang tak berdaya, menjadi sangat jelas bahwa kita gagal dalam kewajiban kami untuk mencegah kejahatan massal,” katanya.

Mokhiber juga menyebut pengalaman pribadinya dalam menyelidiki hak asasi manusia di Palestina sejak tahun 1980-an. Ia menggambarkan serangan terhadap rumah-rumah sipil, sekolah, gereja, masjid, dan lembaga medis di Gaza, serta tindakan penjajahan di Tepi Barat dan aturan aparteid yang berlaku di seluruh negeri.

“Di Gaza, rumah-rumah sipil, sekolah, gereja, masjid, dan lembaga medis diserang dengan sembrono sementara ribuan warga sipil dibantai,” ungkapnya.

Baca  Di Markas PBB, Menlu Retno Marsudi: Senjata Nuklir Harus Dimusnahkan dari Muka Bumi

Pernyataan resmi dari Kantor Hak Asasi Manusia PBB yang dikeluarkan pada 31 Oktober menyatakan bahwa pandangan Mokhiber dalam surat tersebut adalah pandangan pribadi, dan sikap Kantor terhadap situasi di Wilayah Palestina yang Diduduki dan Israel tercermin dalam laporan dan pernyataan publik mereka.

Sejumlah pihak, termasuk pendukung Israel, meminta agar Mokhiber dipecat setelah suratnya tersebar luas di media sosial. Mokhiber pernah dituduh memiliki kecenderungan terhadap negara Israel karena dukungan vokalnya terhadap gerakan Boikot, Divestasi, Sanksi.

Namun, Mokhiber telah menegaskan bahwa kritik terhadap pelanggaran hak asasi manusia bukanlah tindakan antisemitisme.

Baca  Iran Kecam Tudingan Barat Terkait Serangan Rudal, Minta Lihat Kejahatan Perang Israel

“Craig Mokhiber seharusnya dipecat sekarang,” tulis Anne Bayefsky, direktur Institute on Human Rights and the Holocaust di Touro College di New York di X (Twitter).

Sementara itu, situasi di Timur Tengah terus memanas, Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, di mana 1.400 orang tewas dan negara itu mulai melakukan serangan balasan terhadap Gaza.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel telah menewaskan lebih dari 8.500 warga Palestina, termasuk hampir 3.500 anak-anak. (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button