gratispoll
Kukar

Dispar Kukar Dorong Kolaborasi Ekraf Lewat FGD dan Sosialisasi HAKI di Kota Bangun

Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara gelar Focus Group Discussion (FGD) dengan mengangkat tema ekonomi kreatif, Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), dan sosialisasi program Kukar Kredit Idaman (KKI)

Editorialkaltim.com – Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara terus memperkuat ekosistem ekonomi kreatif melalui pendekatan lintas sektor. Salah satu upayanya diwujudkan dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) bertema ekonomi kreatif, Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), dan sosialisasi program pembiayaan Kukar Kredit Idaman (KKI) yang digelar di Kecamatan Kota Bangun.

Kegiatan tersebut melibatkan pelaku kreatif dari berbagai elemen, seperti Pokdarwis Pela dan Tanjung Sarai, BUMDes, unsur kecamatan, hingga pelaku usaha lokal. Forum ini menjadi wadah strategis bagi Dispar Kukar dalam memperkuat pemahaman masyarakat terkait pentingnya ekonomi kreatif sebagai sektor penggerak pertumbuhan daerah.

Baca  Dispora Kukar Siapkan LKBB Pramuka 2025, Dorong Disiplin dan Kepemimpinan Generasi Muda

Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dispar Kukar, Zikri Umulda, menuturkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum memahami secara menyeluruh perbedaan antara UMKM konvensional dan pelaku ekraf. “Melalui FGD ini kami ingin membuka wawasan bahwa ekonomi kreatif mencakup hal yang lebih luas, termasuk pemanfaatan ide dan inovasi sebagai basis usaha. Di samping itu, kami juga kenalkan manfaat HAKI dan akses pembiayaan lewat KKI,” terangnya.

Ia menekankan pentingnya peran Komite Ekonomi Kreatif (Kekraf) sebagai jembatan kolaboratif antara pelaku usaha, komunitas, dan pemerintah. Sayangnya, di Kecamatan Kota Bangun, koordinasi tersebut dinilai masih belum maksimal. “Kami ingin mendorong sinergi antara Kekraf, Pokdarwis, BUMDes, dan kecamatan agar pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa berjalan lebih terintegrasi,” tambah Zikri.

Baca  Dispar Kukar Dorong Dunia Perfilman Jadi Sarana Promosi Budaya dan Ekonomi Kreatif

Zikri lalu mencontohkan model keberhasilan di Kecamatan Loa Janan, di mana Komite Ekraf mampu menggandeng Dispar Kukar dalam mengembangkan potensi seni pertunjukan. Melalui proposal terstruktur, mereka memperoleh dukungan peralatan dan menggelar acara bertajuk “Tiba-tiba Ada Panggung” secara berbayar dengan sponsor swasta. “Inilah bentuk kolaborasi konkret yang bisa direplikasi di kecamatan lain,” ujarnya.

Menurutnya, upaya membangun ekosistem kreatif harus dimulai dari membangun pemahaman bersama di tingkat lokal. Forum seperti FGD dinilai efektif dalam membentuk kesepahaman peran masing-masing pihak, sekaligus memperluas jaringan antar pelaku usaha kreatif. Ia berharap kolaborasi ini dapat menciptakan ruang baru bagi ekspresi, promosi, dan pertumbuhan ekonomi berbasis kearifan lokal.

Baca  Sertijab Pejabat di Kecamatan Tenggarong: Menjalin Koordinasi dan Berinovasi untuk Membangun Wilayah

“Kami ingin Komite Ekraf benar-benar hadir untuk pelaku kreatif. Tidak hanya sekadar struktur, tapi menjadi ruang pembinaan, pemberdayaan, hingga ajang unjuk karya. Kolaborasi lintas sektor adalah pondasi utama,” pungkas Zikri.(Roro/adv)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button