
Editorialkaltim.com – Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Riska Wahyuningsih, menyoroti kesenjangan gender yang mencolok dalam angka kemiskinan. Ia menegaskan perempuan tidak bisa begitu saja disalahkan karena keterbatasan akses kerja membuat mereka sulit terserap lapangan pekerjaan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 menunjukkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) perempuan di Samarinda mencapai 6,97 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding laki-laki yang berada di 5,01 persen. Jumlah angkatan kerja perempuan pun hanya 162.626 orang, jauh di bawah laki-laki yang mencapai 272.195 orang.
Riska menolak anggapan bahwa perempuan jadi penyumbang terbesar angka kemiskinan.
“Kalau perempuan belum bekerja, bukan karena tidak mau. Lebih karena belum menemukan peluang usaha atau pekerjaan yang tepat,” tegasnya, Senin (22/9/2025).
Menurutnya, meski tren kemiskinan menurun, budaya patriarki masih kuat mengekang perempuan. Ia menyebut stigma bahwa perempuan tak perlu bekerja setelah menikah masih jadi batu sandungan.
“Nyatanya banyak perempuan aktif bekerja, meski lebih banyak di sektor pemerintahan, organisasi, atau kerja paruh waktu,” katanya.
Riska juga mengapresiasi peran perempuan di organisasi kemasyarakatan, khususnya PKK, yang dinilai lebih aktif dibanding laki-laki dalam kegiatan sosial.
“Ayo sama-sama bangun Samarinda. Perempuan jangan dianggap sekadar angka di statistik, tapi motor penggerak pembangunan,” tutupnya.(nit/ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.