Nasional

BNPB Minta Pemda Bentuk Program Bangun Rumah Tahan Gempa

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Letnan Jenderal TNI Suharyanto (Foto: BNPB)

Editorialkaltim.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal TNI Suharyanto, mengeluarkan imbauan kepada pemerintah daerah (pemda) untuk segera membentuk program membangun rumah yang tahan gempa. Hal ini menjadi langkah krusial mengingat risiko gempa di Indonesia, khususnya di Jawa, telah merenggut keamanan rumah warga.

Hal tersebut disampaikan Kepala BNPB, Letjen Suharyanto dalam Kaleidoskop Bencana 2023 dan Outlook Bencana 2024 di Jakarta, Jumat (12/1/2024).

“Kita terus pacu kepada masyarakat dan pemerintah daerah bahwa harus punya program memperkuat rumah-rumah yang sekarang dibangun,” kata Suharyanto.

Baca  Darurat Kekeringan, BNPB Kirim 5 Ton Logistik ke Papua Tengah

Pengalaman yang mendorong imbauan ini terjadi di Sumedang, Jawa Barat, di mana gempa magnitudo 4,1 dan 4,8 berhasil meluluhlantakkan rumah-rumah warga.

“Itu kita pikir ah tidak ada masalah, gitu ya. Ternyata begitu kita sampai di sana banyak yang rusak,” ujar Suharyanto.

Menurut Letnan Jenderal Suharyanto, mayoritas rumah di Jawa, termasuk Jawa Tengah dan Jawa Timur, memiliki struktur yang tidak tahan gempa, meskipun daerah-daerah tersebut berpotensi mengalami gempa cukup besar.

Ia menjelaskan bahwa struktur bangunan yang tidak tahan gempa dapat meningkatkan potensi korban jiwa, mengingat korban jiwa pada gempa seringkali disebabkan oleh tertimpa runtuhan bangunan. Dalam konteks ini, pembangunan rumah yang tahan gempa menjadi krusial untuk mengurangi risiko dampak bencana.

Baca  Transisi Pemerintahan Sekarang ke Prabowo-Gibran, Ngabalin: Dipimpin Langsung Jokowi

“Korban jiwa akibat gempa itu tidak ada. Korban jiwa akibat rubuh rumah itu yang menimbulkan luka dan meninggal,” beber Suharyanto.

BNPB mencatat data bencana pada tahun 2023, menunjukkan bahwa lima provinsi dengan jumlah bencana terbanyak adalah Jawa Barat (769 kejadian), Jawa Tengah (583 kejadian), Kalimantan Selatan (479 kejadian), Sulawesi Selatan (269 kejadian), dan Kalimantan Timur (262 kejadian).

Baca  Utang Melonjak Rp8.262 Triliun, PKS Desak Pemerintah Hentikan Proyek Mercusuar

Meskipun kejadian bencana bersifat fluktuatif, jumlah rumah rusak setiap tahunnya menunjukkan tren penurunan. Pada tahun 2021, terdapat 154.659 rumah rusak akibat bencana, kemudian turun menjadi 95.403 kerusakan pada tahun 2022, dan hanya 33.560 kerusakan pada tahun 2023. (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button