Ragam

Asal Usul Ngabuburit, Tradisi Menunggu Waktu Berbuka di Bulan Ramadan

Ilustrasi ngabuburit (Foto: Zidane/Editorialkaltim)

Editorialkaltim.com – Menjelang sore hari di bulan Ramadan, istilah “ngabuburit” kerap kali menggema di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya bagi mereka yang berpuasa. Kata ini bukan sekadar istilah biasa, melainkan telah melekat dalam tradisi budaya, khususnya di tanah Sunda, dan kini menyebar luas hingga menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia selama bulan suci ini.

Dilansir PPID Kota Serang, Secara etimologis, “ngabuburit” berasal dari bahasa Sunda, yang apabila diurai menjadi dua komponen, yakni ‘nga’ yang berfungsi sebagai imbuhan, dan ‘burit’ yang berarti waktu menjelang adzan Maghrib, atau senja.

Baca  Jam Kerja ASN Hanya Sampai Pukul 3 Sore Selama Ramadan 2024

Dengan demikian, ngabuburit dapat diartikan sebagai aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu menunggu saat buka puasa. Menurut Lembaga Basa dan Sastra dalam kamus Bahasa Sunda, ngabuburit memiliki arti “ngalantung ngadagoan burit”, atau bersantai sambil menunggu waktu sore.

Fenomena ngabuburit ini bukan hanya terbatas pada aktivitas berjalan-jalan atau mengisi waktu luang semata. Di Kota Bandung, misalnya, sejak era 80-an, ngabuburit telah menjadi sebuah tradisi yang dikemas dalam bentuk acara musik dan kegiatan sosial lainnya yang tidak hanya mengisi waktu tapi juga sarat akan nilai-nilai islami.

Baca  Abdul Rohim Usulkan Cold Storage Besar untuk Stabilkan Harga Pasar

Para pemuda dan masyarakat luas terlibat aktif dalam acara-acara yang mengusung tema ngabuburit, membuat tradisi ini semakin kaya dan beragam.

Lebih dari sekadar kegiatan mengisi waktu, ngabuburit mengandung nilai-nilai yang mendalam bagi mereka yang melakukannya. Pertama adalah nilai kesabaran, yang terkandung dalam proses menunggu waktu berbuka puasa.

Kedua, nilai ketekunan, yang tercermin dari upaya menjaga fokus dan aktivitas produktif meskipun dalam kondisi lapar dan haus. Ketiga, tradisi ini memperkuat nilai kebersamaan, mengingat banyaknya aktivitas ngabuburit yang dilakukan secara bersama-sama, baik dengan keluarga, teman, maupun tetangga, sehingga menciptakan ikatan sosial yang kuat.

Baca  Minum Kopi Baik untuk Kesehatan Mental, Ini 5 Manfaatnya

Terakhir, ada nuansa spiritualitas yang terjalin, dimana ngabuburit menjadi momen untuk refleksi dan mempererat hubungan dengan Tuhan, mengingat aktivitas ini dilakukan menjelang berbuka puasa, yang merupakan salah satu ibadah penting dalam Islam. (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button