gratispoll
KaltimSamarinda

Apresiasi Anak Muda di Samarinda untuk Nikah Sederhana, Puji Sebut Budaya Menjadi Alasan untuk Pesta Besar

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti (Foto: Editorialkaltim/Nita)

Editorialkaltim.com – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, mendukung tren anak muda yang memilih menikah hanya di Kantor Urusan Agama (KUA). Puji menyebut, pilihan itu menunjukkan kemandirian pasangan sekaligus meringankan beban finansial orang tua.

“Ini bagus, lantaran membawa anak untuk lebih mandiri, artinya tidak membebankan orang tua,” ucap Puji, Selasa (11/8/2025).

Ia menjelaskan, dorongan untuk menggelar pesta pernikahan biasanya berasal dari calon pengantin itu sendiri. Karena itu, ketika anak muda memilih pernikahan sederhana di KUA, keputusan tersebut mencerminkan pandangan hidup yang lebih dewasa.

Baca  Pansus II DPRD Samarinda Siapkan Raperda UMKM, Atur Pendistibusian ke Pasar Modern

“Biasanya keinginan untuk pesta mewah memang datang dari calon pengantin,” ujarnya.

Puji menilai, banyak anak muda memilih menunda pernikahan atau melakukannya secara sederhana karena pertimbangan kesiapan finansial dan kebutuhan masa depan.

“Intinya kalau menikah itu perlu menyiapkan tabungan, rumah, deposito untuk anak nantinya, asuransi kesehatan, asuransi pendidikan. Semuanya harus disiapkan secara matang sebelum menikah,” beber Puji.

Baca  Dewan Soroti Progres Pembangunan Kantor Lurah Satimpo Masih 48 Persen

Menurutnya, langkah anak muda yang memikirkan masa depan sebelum menikah menunjukkan pola pikir modern.

“Kalau mereka punya pola pikir seperti itu, bagus. Artinya mereka memikirkan masa depan, karena menikah itu tidak hanya sebatas keluarga dekat saja,” imbuhnya.

Meski demikian, Puji mengakui tradisi budaya berpengaruh besar terhadap pelaksanaan pernikahan di Indonesia, khususnya di Samarinda.

Baca  Dorong Penanganan Sampah Secara Masif Anhar Sebut Segala Fasilitas dan Lahan Memadai

“Kita tidak bisa lepas dari yang namanya budaya, karena itu adalah bagian dari tradisi,” kata Puji.

Ia menegaskan, baik pernikahan sederhana di KUA maupun pesta besar sama-sama memiliki sisi positif dan negatif.

“Positif dan negatifnya tentu ada, sehingga tergantung pandangan masing-masing,” tutup Puji.(nit/ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button