
Editorialkaltim.com – Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Nurhadi Saputra, menyoroti perbedaan pola kunjungan kerja antara DPRD Kaltim dan DPRD Jawa Timur (Jatim), khususnya terkait intensitas kunjungan dalam daerah. Menurutnya, DPRD Jatim lebih sering turun langsung ke daerah pemilihan (dapil) masing-masing di dalam provinsi ketimbang melakukan kunjungan ke luar daerah.
Hal tersebut disampaikan Nurhadi usai melakukan kunjungan bersama DPRD Jatim beberapa hari lalu. Ia menjelaskan, salah satu faktor utama yang membuat DPRD Jatim lebih fokus pada kunjungan dalam daerah adalah kondisi infrastruktur jalan yang memadai serta jarak antarkabupaten/kota yang relatif dekat dan mudah dijangkau.
“Yang paling sering saya lihat, mereka lebih banyak melakukan perjalanan dalam daerah. Jawa Timur punya lebih dari 30 kabupaten/kota, tapi anggota dewan justru rutin mengunjungi dapil masing-masing,” ujar Nurhadi, Rabu (24/12/2025).
Ia menuturkan, kunjungan tersebut umumnya tidak dilakukan secara kolektif per komisi, melainkan secara langsung ke daerah pemilihan masing-masing anggota dewan. Pola ini dimungkinkan karena akses antarwilayah di Jatim relatif lancar dan tidak membutuhkan waktu tempuh yang panjang.
“Semua daerah di Jawa Timur bisa diakses dengan jalan yang baik. Hampir tidak ada jalan daerah yang rusak parah. Ini menjadi catatan penting bagi kami, karena kondisi tersebut membuat mereka nyaman melakukan kunjungan dalam daerah,” jelasnya.
Berbeda dengan Jatim, Nurhadi menyebut Kalimantan Timur memiliki wilayah yang sangat luas dengan jarak antardaerah yang berjauhan. Kondisi geografis ini membuat kunjungan kerja dalam daerah membutuhkan tenaga, waktu, dan biaya yang lebih besar.
“Di Kaltim, untuk menjangkau daerah dari wilayah barat saja effort-nya bisa lebih berat dibandingkan ke luar daerah, misalnya ke Sulawesi Selatan. Itu yang sering menjadi pertimbangan teman-teman,” ungkapnya.
Ia mencontohkan perjalanan dari Samarinda ke Berau yang hampir setara dengan perjalanan ke Surabaya karena sama-sama harus ditempuh menggunakan pesawat. Situasi tersebut kerap membuat kunjungan ke luar daerah dinilai lebih efisien dibandingkan perjalanan dalam provinsi sendiri.
Nurhadi menilai perbedaan ini menjadi bahan evaluasi penting, baik bagi DPRD Kaltim maupun pemerintah daerah, terutama dalam upaya memperbaiki infrastruktur dan konektivitas antarwilayah.
“Di Jawa Timur, meskipun ada anggota dewan dari Madura, mereka tetap bersedia datang ke Pacitan atau Bojonegoro. Tidak ada alasan akses sulit atau jalan rusak. Ini yang membedakan dengan kondisi kita di Kaltim,” pungkasnya. (adr/ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.



