
Editorialkaltim.com – Wajah kawasan Sungai Karang Mumus (SKM) di Jalan Tarmidi, Samarinda, kini berubah drastis. Setelah bertahun-tahun dikenal sebagai pemukiman padat di bantaran sungai yang kumuh, proyek penurapan yang rampung tahun lalu menyisakan lahan luas bekas bongkaran rumah warga.
Bagi sebagian warga sekitar, perubahan itu membawa harapan baru. Mereka membayangkan bisa menikmati suasana tepi sungai yang tertata, sambil melihat anak-anak bermain dengan aman tanpa takut banjir atau longsor.
“Kalau benar dijadikan taman kota, pasti menyenangkan. Kami bisa kumpul keluarga sambil lihat sungai yang bersih,” ujar Siti, salah seorang warga.
Harapan warga itu turut disuarakan Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Jasno. Ia menilai pemerintah kota tidak boleh menyia-nyiakan lahan kosong hasil normalisasi tersebut.
“Warga sudah berkorban ketika rumah mereka harus direlokasi demi normalisasi. Jadi sudah selayaknya Pemkot memberikan timbal balik berupa ruang terbuka hijau yang bisa mereka nikmati,” tegasnya, Sabtu (04/10/2025).
Menurutnya, keberadaan taman kota bukan hanya memperindah wajah Samarinda, tetapi juga mengembalikan hak warga untuk menikmati sungai sebagai bagian dari ruang hidup mereka.
“Dulu SKM dikenal kotor, penuh sampah, bahkan dianggap menakutkan. Kalau ditata dengan baik, tempat ini bisa jadi ruang yang membanggakan, tempat warga merasa memiliki,” imbuh politisi PAN itu.
Kini, masyarakat menunggu langkah nyata Pemkot Samarinda. Apakah proyek penurapan yang menelan biaya miliaran rupiah itu akan benar-benar memberi manfaat bagi warga, atau justru berhenti sebatas infrastruktur tanpa jiwa.(nit/ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.