Editorialkaltim.com – Setiap tahun, masyarakat Kecamatan Gunung Tabur menggelar Baturunan Parawu, sebuah tradisi yang tidak hanya menghidupkan semangat kebersamaan tetapi juga memperingati Hari Jadi Kabupaten Berau ke-71 dan Kota Tanjung Redeb ke-214. Acara ini mencerminkan usaha komunitas untuk memelihara warisan budaya dari para leluhur.
Acara dimulai dengan ritual permohonan izin kepada pemangku adat Kesultanan Gunung Tabur, diikuti dengan penyandru yang membacakan doa dan mengikatkan simbol-simbol seperti kain kuning, mayang, telur, dan Beras Kuning di haluan perahu.
Upacara serupa juga diadakan di bagian buritan, termasuk menyiram air pada daun hanjuang, simbolisasi doa untuk perlindungan, keselamatan, dan keberkahan perahu yang akan digunakan.
Sekda Berau Muhammad Said mengungkapkan bahwa kegiatan ini adalah bagian penting dari tradisi Suku Banua.
“Tradisi ini bukan hanya tentang merayakan warisan, tetapi juga memperkuat hubungan antar warga, menciptakan kehidupan yang rukun dan damai,” kata Muhammad Said.
Lebih lanjut, ia menekankan komitmen pemerintah kabupaten untuk mendukung pelestarian budaya.
“Kegiatan budaya seperti Baturunan Parawu penting tidak hanya untuk mempertahankan tradisi tetapi juga sebagai daya tarik pariwisata yang otentik untuk Berau,” tambahnya.
Pada penutupan, Muhammad Said memberikan penghargaan kepada tokoh adat dan masyarakat.
“Saya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua yang terlibat, terutama atas kontribusi mereka dalam merawat warisan budaya kita,” tuturnya.
Ia mengakhiri dengan seruan kepada masyarakat untuk bersama-sama melestarikan budaya.
“Mari bersama-sama kita lestarikan dan ajarkan nilai-nilai budaya ini kepada generasi muda, agar warisan ini terus bermanfaat bagi masa depan kita,” tutupnya. (ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.
