EditorialNasional

Wamenkominfo Sebut Hoaks Politik Menurun di Tengah Kampanye Pemilu

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria (Foto: Biro Humas Kemenkominfo)

Editorialkaltim.com – Dalam tengah rangkaian Pemilu 2024, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat adanya penurunan jumlah hoaks terkait politik. Meskipun demikian, residu polarisasi dari Pemilu 2019 masih memengaruhi kontestasi demokrasi saat ini.

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria dalam Forum Merdeka Barat 9: “Dewasa Berdemokrasi pada Pemilu 2024” di Media Center Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Senin (29/01/2024).

“Meskipun tak sepenuhnya menghilang, namun kita juga mencermati ada penurunan pemakaian politik identitas. Dan kita cukup mau apresiasi hal itu. Masyarakat kita juga semakin dewasa dengan pengalaman Pemilu dua kali dan Pilpres sebelumnya,” kata Wamenkominfo Nezar.

Baca  PPATK Temukan Triliunan Rupiah Uang Judi Online Mengalir ke 20 Negara, Mayoritas ASEAN

Nezar Patria, menyatakan bahwa meskipun politik identitas masih sering digunakan, terdapat kecenderungan penurunan kuantitas hoaks dan politik identitas selama kampanye Pemilu Serentak 2024.

Nezar menyebut pemanfaatan media sosial secara masif menjadi kendaraan utama penyebaran hoaks, mempengaruhi persepsi masyarakat dalam kontestasi politik.

“Kita bersyukur kali ini kelihatannya politik identitas tidak lagi menjadi wacana dominan dalam perbincangan-perbincangan atau persaingan-persaingan di tengah pilpres ataupun pileg kali ini,”

Baca  Pendaftaran Bacaleg Pemilu 2024 Dibuka Hari Ini hingga 14 Mei 2023

Sejak 1 Juli 2023 hingga 24 Januari 2024, Kemenkominfo mengidentifikasi 195 temuan isu hoaks terkait Pemilu yang tersebar dalam 2.825 konten. Dari jumlah tersebut, 1.546 konten telah ditindaklanjuti, sementara sisanya masih dalam proses.

Wamenkominfo mengingatkan bahwa meskipun ada penurunan, perlu waspada terhadap narasi hoaks yang bisa mengarah ke black campaign. Penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) menjadi salah satu medium yang memudahkan pembuatan dan penyebaran konten hoaks dengan cepat.

Pemanfaatan AI untuk pembuatan dan penyebaran hoaks di Indonesia masih relatif baru, walaupun sudah banyak digunakan di berbagai negara sejak generatif AI muncul sekitar 3-4 tahun yang lalu. Wamen Nezar Patria mengajak semua pihak untuk mengantisipasi penggunaan teknologi AI dalam pembentukan dan penyebaran narasi hoaks.

Baca  Anggota DPRD Samarinda Ajak Masyarakat Jangan Tergiur Iming Iming

“Pemanfaatan AI seperti deepfake untuk pembuatan konten hoaks menjadi salah satu hal yang perlu diantisipasi dan ditanggulangi bersama,” tandas Wamenkominfo. (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button