Waduk Separi, Saksi Sejarah dan Sumber Kehidupan Warga di Tenggarong Seberang

Editorialkaltim.com – Di tengah hamparan hijau dan perbukitan Desa Separi, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terbentang sebuah waduk tua yang menyimpan kisah panjang tentang ketahanan dan kebersamaan masyarakat. Dibangun sejak tahun 1970-an, waduk ini tidak hanya menjadi warisan bersejarah, tetapi juga sumber penghidupan utama bagi warga hingga hari ini.
Kepala Desa Separi, Sugianto, menjelaskan bahwa waduk tersebut berperan penting dalam menopang kehidupan masyarakat desa, baik di bidang pertanian, perikanan, maupun kebutuhan sehari-hari. “Bisa dibilang waduk ini menjadi pusat aktivitas warga sejak dulu. Saat banjir, warga menanam padi di sekitar waduk, dan ketika air surut, ikan melimpah untuk ditangkap,” ujarnya.
Pada masa jayanya, waduk Separi bahkan mampu mengairi ratusan hektare sawah di beberapa desa sekitar seperti Bukit Pariaman dan Sukamaju. Sugianto menyebut, sekitar 600 hingga 1.000 hektare lahan pertanian pernah bergantung pada aliran air dari waduk ini. “Airnya dulu menjadi tumpuan banyak petani di tiga desa. Inilah yang membuat waduk ini begitu berharga bagi masyarakat,” katanya.
Selain membantu petani, waduk juga menjadi sumber ekonomi tambahan bagi warga yang menggantungkan hidup dari hasil tangkapan ikan. Ketika musim surut tiba, waduk berubah menjadi ladang rezeki karena ikan yang melimpah dapat ditangkap secara tradisional.
Namun, manfaat waduk Separi tidak berhenti pada sektor pertanian dan perikanan. Lanskapnya yang alami dengan suasana pedesaan yang tenang menjadikan waduk ini memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata alam. Sugianto menyebut, jika dilakukan penataan dan pembangunan fasilitas pendukung, kawasan ini bisa menjadi lokasi rekreasi keluarga atau arena olahraga air. “Keindahan alamnya masih sangat terjaga, tinggal bagaimana kita mengelola agar lebih menarik bagi wisatawan,” ujarnya.
Dibangun pada masa kepemimpinan Awang Darma Bakti dan rampung sekitar tahun 1975, waduk ini sempat mengalami kerusakan akibat longsor, namun telah diperbaiki dan kini berfungsi kembali dengan baik. Pemerintah desa bersama warga berharap, perhatian terhadap waduk ini semakin ditingkatkan agar potensi ekonominya dapat tergarap maksimal.
“Bagi kami, waduk Separi bukan sekadar penampung air, tapi simbol kehidupan dan kebanggaan masyarakat. Sudah saatnya waduk ini dikembangkan agar terus memberi manfaat bagi pertanian, perikanan, dan pariwisata desa,” pungkas Sugianto. (Roro/adv)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.