Vaksin AstraZeneca dan Efek Samping Langka TTS: Apa Itu Trombosis Thrombocytopenia Syndrome?

Ilustrasi suntik Vaksin AstraZeneca (Foto: Unsplash)

Editorialkaltim.com – Vaksin AstraZeneca yang digunakan untuk melawan Covid-19 ternyata menyimpan potensi efek samping langka, salah satunya adalah Thrombosis Thrombocytopenia Syndrome (TTS).

Menurut Health Direct, TTS adalah kondisi sangat jarang yang melibatkan pembekuan darah dan penurunan jumlah trombosit, dikenal juga sebagai ‘trombositopenia trombotik imun yang diinduksi vaksin’ atau VITT.

Trombosis, atau pembentukan bekuan darah, berpotensi mengganggu aliran darah normal di pembuluh darah yang terkena.

Sementara itu, trombositopenia adalah keadaan di mana jumlah trombosit dalam darah tidak mencukupi, yang umumnya berperan dalam membantu proses pembekuan darah untuk menghentikan pendarahan.

Kasus TTS ini, meskipun sangat jarang, muncul sebagai efek samping yang perlu diwaspadai pada sebagian kecil individu yang menerima vaksin Covid-19 AstraZeneca. Resiko TTS diketahui sedikit lebih tinggi pada orang yang berusia di bawah 60 tahun.

Gejala ini bisa terjadi di beberapa bagian tubuh, termasuk otak yang dikenal sebagai trombosis sinus vena serebral (CVST), perut atau trombosis vena splanknikus, paru-paru dalam bentuk emboli paru, serta vena dan arteri ekstremitas yang mengalami trombosis vena dalam atau trombosis arteri.

Sebelumnya, AstraZeneca mengakui adanya efek samping thrombosis thrombocytopenia syndrome (TTS) yang tergolong langka pada vaksin COVID-19 buatannya.

Salah satu kasus yang mencuat adalah gugatan yang diajukan oleh Jamie Scott, seorang ayah dari dua anak, yang mengalami kerusakan otak permanen akibat pembekuan darah dan perdarahan di otak setelah mendapatkan vaksinasi AstraZeneca pada April 2021. Akibat dari kejadian itu, Scott tidak lagi mampu melanjutkan pekerjaannya.

Meskipun awalnya AstraZeneca membantah klaim ini, mereka akhirnya mengakui potensi vaksin mereka untuk memicu TTS dalam sebuah dokumen hukum yang diserahkan ke pengadilan di Inggris pada Februari lalu.

Sampai saat ini, tercatat ada 51 kasus yang telah diajukan ke pengadilan di Inggris, dengan para korban dan keluarga yang berduka mengajukan tuntutan kompensasi yang totalnya diperkirakan mencapai 100 juta Euro.(ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Exit mobile version