Nasional

Utang Melonjak Rp8.262 Triliun, PKS Desak Pemerintah Hentikan Proyek Mercusuar

Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS, Ecky Awal Mucharam (Foto: Dok DPR RI)

Editorialkaltim.com – Anggota Komisi XI DPR RI, Ecky Awal Mucharam, menyatakan kekhawatirannya terhadap penurunan penerimaan negara yang dipicu oleh merosotnya harga komoditas global. Ecky menyoroti beban utang Indonesia telah mencapai angka Rp8.262 triliun, dengan penambahan sekitar Rp5.000 triliun sejak tahun 2014. Menurutnya, situasi ini bisa bertambah buruk jika tidak segera diatasi.

“Jika pemerintah terus memprioritaskan proyek-proyek besar atau mercusuar di tengah penerimaan negara yang terus menurun, maka beban utang akan semakin meningkat,” kata Ecky di Jakarta, Selasa (2/7/2024).

Baca  Anies: 45 Juta Orang Tidak Bekerja, 75 Juta Tak Punya Jaminan Sosial

“Saya perkirakan, pada tahun 2024, pembayaran bunga utang saja bisa mencapai 15% dari total belanja negara. Kondisi ini diperparah oleh kenaikan suku bunga The Fed, yang dapat meningkatkan yield Surat Berharga Negara dan secara tidak langsung akan meningkatkan beban bunga yang harus kita tanggung,” lanjutnya.

Ecky menambahkan perlu adanya perubahan strategi dalam pengelolaan keuangan negara. “Perlu adanya pemotongan pada pengeluaran untuk proyek-proyek yang tidak penting dan tidak mendesak,” kata Ecky.

Baca  Soal IUPK Ormas, Fraksi PKS: Ngawur, Menyalahi UU Minerba

Dia menekankan pentingnya mengalokasikan anggaran negara untuk program-program yang dapat memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat miskin dan kelompok rentan, terutama di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok seperti pangan, energi, dan listrik yang saat ini terjadi.

Mengenai prioritas alokasi anggaran, Ecky berpendapat perlu ada penambahan pada belanja sosial, terutama untuk subsidi upah dan bantuan langsung kepada pekerja informal di sektor pertanian.

Baca  Menkominfo Tetapkan Batas Transfer Pulsa Hingga Rp 1 Juta Sehari untuk Cegah Judi Online

“Mengacu pada data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), pertumbuhan pendapatan pekerja hanya sekitar 1,7% per tahun, yang tidak cukup untuk mengimbangi laju inflasi,” ungkapnya. (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker