UMKM Margahayu Bertahan Lewat Olahan Singkong, Butuh Pendampingan Jangka Panjang

Editorialkaltim.com – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Margahayu, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terus berjuang mengembangkan potensi lokal di tengah keterbatasan pasar dan minimnya pendampingan pasca pelatihan. Produk makanan olahan dari singkong dan tepung tapioka menjadi andalan warga, yang kini mulai merambah pasar luar desa.
Kepala Desa Margahayu, Rusdi, menyampaikan, sebagian besar UMKM di wilayahnya tumbuh secara mandiri dan perlahan mulai menjalin kemitraan dengan pelaku usaha dari luar daerah. “Kami sudah punya produk unggulan. Warga memproduksi camilan berbasis singkong dan itu mulai dikenal luas,” ungkapnya.
Namun, Rusdi tak menutup mata terhadap hambatan yang masih membayangi pelaku UMKM di desanya. Ia menilai kondisi geografis dan jumlah penduduk di Kalimantan Timur menjadi tantangan dalam memperluas pasar. “Kalau di Jawa, apa pun dijual bisa cepat laku karena pasarnya besar. Di sini, jangkauannya terbatas dan butuh strategi khusus,” jelasnya.
Kehadiran perusahaan seperti PT MHU yang sempat beroperasi di Margahayu juga sempat membuka peluang usaha baru bagi warga. Sayangnya, potensi ini belum sepenuhnya dimanfaatkan, khususnya dalam penguatan kelompok usaha ibu rumah tangga. Beberapa pelatihan memang telah dilaksanakan, namun persoalan pemasaran tetap menjadi titik lemah yang belum terselesaikan.
“Kami sudah mulai dari pelatihan-pelatihan, terutama untuk ibu-ibu. Tapi begitu produknya jadi dan harus dijual, di situlah banyak yang kebingungan. Belum ada pola yang berkelanjutan,” ucap Rusdi. Ia menekankan pentingnya pendampingan bisnis agar para pelaku UMKM tidak jalan sendiri tanpa arahan.
Lebih lanjut, pemerintah desa berharap peran pemerintah daerah maupun sektor swasta bisa berlanjut ke tahap fasilitasi pasar, kemitraan, hingga akses teknologi. Hal ini dinilai penting agar hasil produksi lokal tidak hanya sebatas konsumsi wilayah, tetapi juga bisa bersaing di luar Kukar. “Kami butuh perhatian serius, bukan sekadar pelatihan seremonial,” tambahnya.
Desa Margahayu kini tengah menyusun strategi untuk menjembatani pelaku usaha dengan jaringan distribusi lebih luas, sekaligus memperkuat kelembagaan UMKM. “Harapan kami, ada pembinaan rutin. Bukan sekali datang, lalu hilang. Supaya produk warga bisa naik kelas,” pungkas Rusdi. (Roro/adv)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.