KaltimKutim

TPPS Kutim Gelar Cap Jempol Stop Stunting di Desa Sepaso Timur

Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melaksanakan kunjungan kerja di Desa Sepaso Timur, Kecamatan Bengalon (Foto: Prokutim)

Editorialkaltim.com – Untuk mengintensifkan pencegahan stunting, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melaksanakan kunjungan kerja di Desa Sepaso Timur, Kecamatan Bengalon, Senin (17/2/2025). Kegiatan yang diberi nama “Cap Jempol Stop Stunting” ini fokus pada pemutakhiran data By Name By Address (BNBA) dan memperkuat sinergi antarsektor untuk mengurangi prevalensi stunting.

Sekretaris TPPS Kutim, Achmad Junaidi B, menyampaikan pentingnya pembaruan data untuk menyasar program intervensi yang efektif.

“Pembaruan data BNBA memungkinkan kita menentukan intervensi yang lebih tepat bagi keluarga yang berisiko,” kata Junaidi.

Baca  Kutai Timur Raih Penghargaan Program Desa Wisata di Merdeka Awards 2023

Menurutnya, di lokasi pertama, data BNBA sudah cukup untuk implementasi program.

“Keluarga telah terlibat dalam program KB, namun masih perlu fasilitas sanitasi yang memadai, yang kami harapkan segera ditangani oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim),” imbuh Junaidi.

Namun, di lokasi kedua, Junaidi mengungkapkan bahwa data BNBA belum sepenuhnya terperbarui, yang menuntut validasi data kembali.

“Kita perlu memastikan data akurat sehingga intervensi yang dilakukan tepat sasaran, terutama untuk ibu menyusui dan bayi,” ujar dia.

Baca  Hasil Reses Fraksi PDIP DPRD Kaltim

Di tengah tantangan tersebut, Junaidi mengapresiasi dedikasi kader dan Tim Pendamping Keluarga (TPK), serta perangkat desa yang tetap antusias dalam mengikuti kegiatan yang dibagi menjadi dua sesi ini.

“Komitmen dan semangat ini harus menjadi contoh dan diikuti oleh semua pihak di tingkat bawah,” tuturnya.

Junaidi juga meminta Plt Camat Bengalon untuk berperan aktif dalam verifikasi data dengan melibatkan RT, TPK, PLKB, dan kepala desa.

“Kita perlu duduk bersama, menghabiskan waktu 1-2 jam untuk verifikasi data per keluarga, mengunjungi mereka jika diperlukan, untuk memastikan hanya keluarga berisiko yang kita sasar dengan program ini,” tegas Junaidi.

Baca  DPPKB Kutim Memperkuat Manajemen Risiko Penurunan Stunting dengan Workshop SPIP

Dia menegaskan bahwa upaya penanganan stunting membutuhkan kerja keras dan nyata.

“Kita tidak bisa bermain-main dengan data. Jika ada yang tidak valid, harus segera kita keluarkan dari sistem. Ini bukan hanya soal administrasi, tetapi tentang masa depan anak-anak kita,” pungkas Junaidi.(ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker