gratispoll
KaltimSamarinda

Tingkat Deforestasi Kaltim Tinggi, Sarkowi Sebut Penegakan Hukum Lemah

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, Sarkowi V Zahry (Foto: Editorialkaltim/Adryan)

Editorialkaltim.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, Sarkowi V Zahry, memberi tanggapannya terhadap tingginya angka deforestasi di wilayah Kaltim, yang termasuk salah satu yang tertinggi di Indonesia. Menurutnya, lemahnya penegakan hukum menjadi faktor utama kerusakan lingkungan yang terus berulang dari tahun ke tahun.

“Yang paling penting sekarang itu adalah penegakan hukum. Kalau itu tidak ditegakkan, maka pelanggaran terhadap lingkungan akan terus terjadi,” tegas Sarkowi, Senin (23/6/2025), di Samarinda.
Ia menjelaskan, sistem penegakan hukum lingkungan, terdapat tiga tahapan yang bisa dilakukan pemerintah. Mulai dari penegakan hukum administratif, seperti teguran tertulis dan lisan. Kemudian dilanjutkan dengan paksaan pemerintah. Dan terakhir pencabutan izin. Selain itu, masih ada jalur hukum pidana dan perdata.

Baca  Pemkab Kukar Gelar Lomba Sambut Hardiknas 2025

“Mekanismenya jelas. Tapi yang lemah selama ini adalah implementasinya. Tanpa efek jera, pelanggaran akan terus diulang. Ini yang harus dibenahi,” ujarnya.

Ia menyoroti dampak nyata dari kerusakan lingkungan terhadap ekosistem, seperti yang terjadi pada populasi pesut Mahakam (Orcaella brevirostris), mamalia air endemik yang kini terancam punah. Populasi pesut di Kaltim saat ini hanya tersisa sekitar 60 ekor. Padahal secara global jumlahnya bisa mencapai 80.000. Penurunan tersebut karena habitatnya terganggu aktivitas seperti lalu lintas tongkang.
Ia menyebut berbagai aturan sebenarnya sudah ada, baik dari pemerintah pusat melalui kementerian, maupun dalam bentuk peraturan daerah (Perda). Namun, pelaksanaannya di lapangan masih jauh dari optimal.

Baca  3.921 Pelamar CPNS Kutim Bersaing untuk 280 Formasi

“Misalnya dalam Perda, jika sebuah wilayah merupakan habitat pesut, maka aktivitas tongkang seharusnya dikendalikan secara ketat. Karena seperti manusia, pesut juga bisa stres. Mereka perlu lingkungan yang tenang untuk hidup,” tambahnya. (adr/ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button