gratispoll
KaltimSamarinda

Isu Beras Oplosan Jadi Alat Permainan Pasar, DPRD Samarinda Desak Pemkot Bertindak

Anggota Komisi I DPRD Kota Samarinda, Markaca (Foto: Editorialkaltim/Nita)

Editorialkaltim.com – Isu beras oplosan dan beras imitasi yang belakangan mencuat mendapat perhatian dari Anggota Komisi I DPRD Kota Samarinda, Markaca. Ia menilai kabar tersebut kerap dimanfaatkan oleh oknum pedagang untuk mengerek harga beras di pasaran.

Menurut Markaca, praktik seperti ini bukan hal baru. Isu yang dimainkan justru menimbulkan keresahan dan memperburuk situasi, sehingga masyarakat mudah panik dan harga semakin sulit dikendalikan.

Baca  Perkuat Tata Kelola Pemerintahan, DPRD Samarinda dan Kejaksaan Teken MoU

“Kenaikan harga beras ini sudah seperti permainan pasar. Sekali naik, sangat sulit untuk kembali turun,” ujarnya.

Ia mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terpengaruh isu tersebut dengan melakukan pembelian secara berlebihan. Aksi panic buying, kata dia, justru memperparah kondisi, bahkan di beberapa wilayah sudah membuat stok beras kosong.

“Masyarakat sebaiknya lebih tenang. Jangan sampai karena isu yang berkembang, kita membeli bahan pokok di luar kebutuhan normal,” tegasnya.

Baca  Tertibkan PKL Tepian, Samri Minta Pemkot Samarinda Berikan Alternatif Tempat Baru

Selain itu, Markaca juga mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda segera melakukan evaluasi terhadap distribusi beras di pasaran. Ia menekankan, langkah pemerintah sangat penting untuk meluruskan kabar yang beredar sekaligus menjaga ketersediaan bahan pokok.

“Kalau dibiarkan, persoalan ini bisa jadi dilema berkepanjangan. Pemerintah harus hadir agar distribusi berjalan lancar dan masyarakat tidak dirugikan,” pungkasnya. (nit/ndi/adv)

Baca  30 UMKM Tenggarong Dapat Bantuan Alat Bakery, Siap Tingkatkan Produksi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button