Editorialkaltim.com – Rasa kesepian bukan sekadar persoalan emosional, melainkan bisa berdampak langsung pada kesehatan. Sebuah studi terbaru menunjukkan kesepian kronis bahkan dapat lebih berbahaya daripada merokok.
Dilansir detikEdu, Sabtu (30/8/, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menegaskan kesepian akibat kurangnya interaksi sosial bisa memicu berbagai gangguan kesehatan.
Sebuah penelitian dari University of California, San Diego, menemukan bahwa 75 persen orang Amerika mengaku merasa kesepian dan terisolasi dari lingkungannya.
Peneliti juga mengungkapkan kesepian tidak hanya dialami kalangan lansia. Justru, Generasi Z berusia 18–22 tahun menjadi kelompok dengan tingkat kesepian yang cukup tinggi.
Psikolog Universitas Brigham Young, Julianne Holt-Lunstad, menambahkan fenomena serupa terjadi di negara industri Barat. “Orang dewasa di Inggris, Jerman, hingga Australia juga melaporkan angka kesepian yang mencapai rekor,” ujarnya.
Pakar kesehatan menyebut kesepian kronis bisa berdampak lebih buruk daripada merokok 15 batang rokok per hari. Kondisi ini dikaitkan dengan lemahnya sistem imun, risiko penyakit jantung, stroke, depresi, demensia, hingga memperpendek usia seseorang.
Psikolog Seattle, Meg Van Deusen, menyebut banyak orang kesepian karena sangat sensitif terhadap penolakan sosial.
“Kesendirian sudah menyakitkan, dan orang yang kesepian merasa sulit menahan sakit lebih lanjut. Berinteraksi dengan orang lain terasa berisiko,” kata Van Deusen.
Ia juga menjelaskan manusia pada dasarnya makhluk sosial yang membutuhkan keterikatan dengan orang lain.
“Dengan hubungan yang aman, kita merasa dilihat dan dipahami. Tanpanya, kita bisa mengembangkan kecemasan dan kesepian kronis,” terangnya.(ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.
