KaltimSamarinda

Kolam Retensi Pampang Jadi Andalan Baru Samarinda Cegah Banjir

Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar (Foto: Editorialkaltim/Nita)

Editorialkaltim.com – Pemerintah Kota Samarinda terus memperkuat upaya mitigasi banjir melalui pembangunan kolam retensi di Kelurahan Budaya Pampang, Samarinda Utara. DPRD setempat menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah, DPRD, dan masyarakat agar proyek ini berjalan sesuai rencana dan memberikan manfaat maksimal bagi warga.

Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menjelaskan bahwa kolam retensi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang kota dalam menghadapi risiko banjir.

“Kolam retensi ini dirancang untuk menampung limpasan air dari Sungai Kutai Kartanegara, Bandara, dan Sungai Siring. Dengan kapasitas 1,8 juta meter kubik dan kedalaman tiga meter, kami berharap bisa menekan risiko banjir terutama di wilayah rawan,” jelas Deni, Kamis (9/10/2025).

Baca  Komisi IV DPRD Samarinda Bahas Raperda Ketahanan Keluarga, Para Ahli Diminta Terlibat

Pengerjaan kolam retensi dilakukan secara bertahap dengan target keseluruhan mencakup 70 hektare. Saat ini, tahap awal pengerjaan seluas 1,5 hektare telah mencapai 38 persen, menandakan progres yang signifikan meski proyek ini menuntut perencanaan dan pengawasan yang matang.

Deni menambahkan, agar kolam retensi bekerja maksimal, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda diminta memasang sistem pengawasan aliran masuk dan keluar air. Sistem ini akan memantau kapasitas air secara real-time sehingga pengendalian banjir dapat lebih efektif dan terkontrol.

Baca  Abdul Rofik Dorong Petani Samarinda Perluas Wawasan di Penas KTNA XVI 2023

Selain itu, pembangunan kolam retensi ini menjadi bagian dari program terpadu yang meliputi revitalisasi TPA dan penyelesaian Zona 2 TPA Sambutan. Proyek-proyek tersebut diproyeksikan selesai pada akhir 2025, memperkuat kesiapan kota menghadapi musim hujan dan potensi banjir.

Kolam retensi yang tengah dibangun tidak hanya berfungsi menampung air, tetapi juga menjadi langkah infrastruktur mitigasi bencana berbasis sains dan teknologi. Dengan sistem yang terintegrasi, kota dapat mengantisipasi limpasan dari sungai maupun aliran dari wilayah tetangga, sekaligus menjaga keselamatan masyarakat di area rawan banjir.

Baca  Novan Dorong Pemanfaatan Teknologi untuk Kemandirian

Deni menegaskan bahwa keberhasilan proyek ini membutuhkan kolaborasi seluruh pihak. “Infrastruktur saja tidak cukup. Kesadaran masyarakat untuk menjaga saluran air tetap bersih, pemeliharaan rutin oleh pemerintah, serta pengawasan DPRD adalah kunci agar proyek ini benar-benar efektif,” tutupnya.

Dengan pembangunan kolam retensi ini, Samarinda diharapkan memiliki sistem pengendalian banjir modern dan terukur yang mampu mengurangi dampak bencana serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. (nit/ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button