Life StyleRagam

Studi Ungkap Orang Terlambat Menikah Justru Lebih Bahagia

Ilustrasi pernikahan (Foto: Shutterstock)

Editorialkaltim.com – Pertanyaan “Kapan menikah?” sering kali menjadi tekanan sosial bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang dianggap sudah matang usia dan stabil secara finansial. Namun, menurut penelitian menunda pernikahan bisa jadi kunci utama kebahagiaan dalam rumah tangga.

Dikutip dari laman resmi Universitas Alberta, Kanada, melalui studi yang dilakukan terhadap 405 warga negaranya yang berusia 18 hingga 43 tahun, mengungkapkan bahwa menikah di usia yang lebih tua tidak hanya memberikan kebahagiaan yang lebih, tapi juga mengurangi risiko depresi.

“Responden yang menikah lebih lambat mengaku lebih bahagia dan memiliki pandangan yang lebih positif terhadap diri mereka sendiri dibandingkan mereka yang menikah muda,” kata Matt Johnson, salah satu peneliti dalam studi tersebut.

Baca  Perjalanan Historis Puasa Ramadan: Dari Zaman Nabi Adam hingga Masa Kini

Menurut Johnson, usia rata-rata responden dalam penelitian ini adalah 28 tahun untuk pria dan 25 tahun untuk wanita.

Penelitian ini tidak bertujuan untuk menentukan usia pasti ideal untuk menikah, melainkan untuk melihat bagaimana usia pernikahan mempengaruhi kebahagiaan dan kesehatan mental jangka panjang.

Dalam jurnal berjudul “Better Late Than Early: Marital Timing and Subjective Well-Being in Midlife”, dijelaskan bahwa menikah di usia yang lebih matang tidak berdampak negatif terhadap kesejahteraan subjektif di masa mendatang.

Baca  Banyak Sajikan Keindahan Alam, Bukit Batu Dinding Jadi Wisata Andalan di Kukar

Malah, menikah lebih tua dianggap memberikan lebih banyak manfaat.

“Mereka yang menunda pernikahan cenderung memiliki waktu lebih banyak untuk pendidikan dan karier, yang keduanya adalah indikator penting untuk kesejahteraan jangka panjang,” tambah Johnson.

Lebih jauh, Johnson menjelaskan, menikah di usia muda sering kali berkaitan dengan pendidikan yang lebih rendah dan karier yang kurang berkembang.

Baca  BRIDA Kaltim Sebut Kuantitas Riset Meningkat Namun Pemanfaatannya Masih Jadi Tantangan

“Banyak yang menikah muda merasa terjebak dalam pekerjaan yang tidak mereka inginkan dan akhirnya merasa tertekan di usia paruh baya karena keputusan yang mereka ambil lebih awal dalam hidup,” pungkasnya.

Dengan demikian, jika tekanan sosial tentang pernikahan mulai terasa, mungkin ini saatnya untuk mempertimbangkan pendekatan yang lebih matang dan bijaksana dalam mengambil keputusan tentang kapan harus menikah.(ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker