
Editorialkaltim.com – Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menegaskan bahwa revitalisasi bekas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bukit Pinang bukan akhir dari persoalan sampah di Samarinda. Justru dari titik inilah, menurutnya, arah baru pengelolaan sampah harus dimulai.
Menurut Deni, persoalan sampah tidak seharusnya dipandang sekadar proyek penataan lahan semata. Ia menilai limbah bisa menjadi sumber daya baru yang berpotensi menopang ekonomi sekaligus memperkuat keberlanjutan lingkungan.
“Jangan berhenti pada revitalisasi lahan. Sampah itu punya nilai tambah kalau dikelola serius, entah jadi wood chip, maggot untuk pakan, atau produk turunan lain. Banyak kota sudah melakukannya, kenapa Samarinda tidak bisa?” tegasnya usai meninjau eks-TPA Bukit Pinang.
Politisi Gerindra tersebut juga menyoroti penggunaan anggaran revitalisasi senilai Rp16 miliar yang digelontorkan tahun ini. Ia menilai belanja besar itu harus dibarengi terobosan nyata agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat.
“Kalau cuma jadi ruang terbuka hijau tanpa inovasi lain, itu artinya investasi mahal yang hasilnya terbatas,” tambahnya.
Karena itu, Deni mendorong agar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) menyiapkan langkah lanjutan. Termasuk riset, proyek percontohan, hingga skema kemitraan dengan pelaku usaha lokal.
“Kalau serius, pengelolaan sampah bisa jadi ekosistem baru. Lingkungan lebih bersih, warga dapat peluang usaha, dan kota punya wajah yang lebih modern,” pungkasnya. (nit/ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.