gratispoll
Nasional

Sadar Dilecehkan Usai Nonton Film Bidaah, Santriwati di Lombok Lapor Polisi

Ustaz berinisial AF yang mengajar di salah satu pondok pesantren di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), resmi ditetapkan sebagai tersangka (Foto: Istimewa)

Editorialkaltim.com – Seorang ustaz berinisial AF yang mengajar di salah satu pondok pesantren di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus pelecehan seksual terhadap sejumlah santriwati. Terungkapnya kasus ini bermula dari laporan para korban yang mengaku terinspirasi film Bidaah Walid.

“Yang bersangkutan kami tetapkan sebagai tersangka atas perbuatan pencabulan dan persetubuhan terhadap santriwati,” kata Kasat Reskrim Polresta Mataram AKP Regi Halili, Kamis (24/4/2025), dikutip dari CNN Indonesia.

Penetapan tersangka dilakukan usai gelar perkara yang berlangsung Rabu (23/4) malam. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, AF langsung ditahan di ruang tahanan Polresta Mataram.

Baca  Miris, Bocah 10 Tahun di Kutim Jadi Korban Kekersan Seksual Orang Tua dan Kakak Kandung

Menurut Regi, tersangka bersikap kooperatif dan mengakui seluruh perbuatannya, sehingga proses penyelidikan berjalan lancar sejak laporan pertama masuk pada Rabu (16/4).

Kasus ini melibatkan dua kategori laporan, yakni pencabulan dan persetubuhan. Regi menyebutkan, korban persetubuhan sebanyak lima orang, sedangkan korban pencabulan awalnya empat orang namun bertambah satu karena salah satu korban mengalami keduanya.

Baca  Perlu Direkonstruksi, Alokasi Anggaran Pendidikan APBN Hanya Murni Rp300 Triliun dari Rp625 Triliun

“Jadi, ada satu korban yang menjadi korban pencabulan dan persetubuhan sekaligus. Totalnya lima korban persetubuhan dan lima korban pencabulan,” jelasnya.

Jumlah korban terus bertambah seiring berjalannya penyidikan. Terbaru, tiga korban tambahan datang memberikan keterangan, sehingga total korban saat ini berjumlah 13 orang.

Regi menjelaskan, para korban mendapatkan keberanian melapor setelah menonton film Bidaah Walid yang mengangkat tema kekerasan seksual di lingkungan pesantren. Film tersebut menjadi pemantik keberanian, ditambah dengan pendampingan hukum dari Koalisi Stop Kekerasan Seksual (KSKS) NTB.

Baca  Indonesia: Negara dengan Jumlah Investor Aset Kripto Terbesar Ketujuh di Dunia

“Iya, mereka dapat pencerahan dari film itu, lalu melapor ke kami dengan didampingi Ketua KSKS NTB Joko Jumadi,” pungkas Regi.(ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button