
Editorialkaltim.com – Suasana ruang rapat RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda siang itu tampak santai namun serius. Beberapa awak media duduk berhadapan dengan jajaran manajemen rumah sakit. Direktur RSUD AWS, dr. Indah Puspitasari, menyampaikan kabar besar: rumah sakit plat merah ini akhirnya siap melaksanakan operasi transplantasi ginjal.
“Ini bukan sesuatu yang tiba-tiba,” ucap dr. Indah membuka pembicaraan. “Sudah dua tahun kami persiapkan. Dari SDM, alat, hingga dukungan pemerintah daerah dan pusat.”
Langkah ini menandai babak baru pelayanan kesehatan di Kalimantan Timur. RSUD AWS akan menjadi rumah sakit pertama di provinsi ini, sekaligus kedua di Pulau Kalimantan setelah Makassar, yang mampu melakukan tindakan medis tingkat tinggi tersebut.
Indah menjelaskan, prosesnya memang panjang. Ada banyak tahapan yang harus dilewati, mulai dari pelatihan tim, penyusunan protokol medis, hingga evaluasi dari tim transplantasi nasional. Tim pusat terakhir datang ke Samarinda pada awal Oktober lalu untuk meninjau kesiapan rumah sakit.
“Hasilnya bagus. Kami hanya perlu melengkapi beberapa dokumen kecil sebelum izin resmi keluar lewat OSS,” jelasnya, Selasa (21/10/2025).
Jika semua berjalan lancar, operasi transplantasi ginjal pertama di Samarinda bisa dilakukan sebelum akhir tahun ini. RSUD AWS bahkan sudah menyiapkan tiga pendonor dan tiga penerima yang semuanya masih memiliki hubungan keluarga.
“Untuk tahap awal, kami ambil donor dan penerima yang masih keluarga dulu supaya lebih aman dan prosesnya jelas,” tambahnya.
Menariknya, sebelum operasi dilakukan, semua calon donor dan penerima wajib melewati proses verifikasi oleh tim advokasi. Tim ini memastikan proses donor dilakukan secara sukarela, tanpa tekanan ataupun praktik jual beli organ.
“Tim advokasi turun duluan sebelum tim medis bekerja,” tegas Indah.
Dari sisi pembiayaan, pasien peserta BPJS Kesehatan nantinya bisa menggunakan fasilitas ini untuk tindakan operasi. Namun, untuk tahap awal seperti pemeriksaan atau screening pra-operasi, biayanya masih ditanggung pribadi.
“Begitu hasilnya cocok dan masuk tahap operasi, baru BPJS bisa digunakan,” ujarnya lagi.
Bagi masyarakat Kalimantan Timur, kabar ini tentu menjadi angin segar. Selama ini, pasien gagal ginjal yang membutuhkan transplantasi harus bepergian jauh ke Jakarta atau Surabaya. Kini, mereka bisa mendapatkan layanan serupa di Samarinda.
“Kami ingin ini jadi kebanggaan Kaltim. Pasien nggak perlu jauh-jauh lagi, cukup di sini, di rumah sakit sendiri,” tutup dr. Indah. (nit/ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.