
Editorialkaltim.com — Program pendidikan gratis GratisPol resmi digulirkan Pemprov Kaltim sebagai pengganti Beasiswa Kaltim Tuntas. Meski begitu, DPRD Kaltim mengungkap masih banyak masyarakat yang belum memahami detail teknis program baru ini.
Wakil Ketua II DPRD Kaltim Ananda Emira Moeis mengatakan, dalam berbagai agenda reses yang ia lakukan di daerah, banyak warga yang mempertanyakan cara kerja program GratisPol. Mulai dari tahapan pendaftaran, kriteria penerima, hingga skema pendanaannya.
“Warga masih banyak yang bingung. Mereka bandingkan dengan skema Beasiswa Kaltim Tuntas sebelumnya. Sekarang mekanismenya berubah, tapi belum semua orang paham,” kata Ananda, Senin (23/6/2025).
Menurut Ananda, kondisi ini terjadi karena minimnya sosialisasi dari pemerintah terkait peralihan program. Padahal, GratisPol dirancang untuk memberikan bantuan pendidikan mulai dari tingkat SMA hingga S3, termasuk bantuan penunjang lainnya.
“GratisPol ini program bagus. Tapi percuma kalau masyarakat tidak paham cara mengaksesnya. Sosialisasi harus lebih masif, supaya tidak menimbulkan kebingungan di lapangan,” ujarnya.
Ananda menegaskan, keberhasilan program pendidikan gratis bukan sekadar soal ketersediaan anggaran, tapi bagaimana pengelolaannya bisa dirasakan langsung oleh warga yang membutuhkan.
“Investasi pendidikan ini bukan untuk hari ini saja, tapi untuk masa depan Kaltim. Pemerintah harus memastikan informasi sampai ke seluruh daerah, agar aksesnya betul-betul merata,” tegas politisi PDI Perjuangan itu.
Diketahui, program GratisPol muncul setelah Pemprov Kaltim melakukan efisiensi anggaran besar hingga Rp1,58 triliun, yang kemudian mengalokasikan Rp795 miliar untuk sektor pendidikan.(ndi/adv)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.