Internasional

PM Netanyahu Sebut 13 Ribu Anggota Hamas Tewas dalam Perang Gaza

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (Foto: AFP Photo)

Editorialkaltim.com – Dalam pernyataan terbarunya pada hari Minggu (10/3/2024), Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengungkapkan bahwa dalam konflik yang berlangsung antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, setidaknya terdapat 13.000 orang yang dianggap sebagai “teroris” telah tewas.

Netanyahu juga menegaskan komitmennya untuk melanjutkan serangan di bagian selatan Gaza, sebuah tindakan yang oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden disebut sebagai “garis merah”.

Konflik yang telah merenggut nyawa hampir 31.000 orang Palestina ini berlangsung selama lima bulan, diawali dengan serangan yang dilakukan oleh militan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, yang mengakibatkan kematian 1.200 orang dan penyanderaan 253 orang, berdasarkan data yang dirilis oleh Israel.

Baca  Israel Ancam Pakai 'Senjata Rahasia' Hadapi Hizbullah di Lebanon, Tel Aviv Beri Tahu AS

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza tidak menyediakan pemisahan data korban tewas antara sipil dan militan Hamas, namun menyatakan bahwa 72% dari total korban tewas merupakan perempuan dan anak-anak.

Angka ini dibantah oleh Hamas, yang menilai klaim Israel mengenai jumlah militan yang tewas sebagai upaya membangun “kemenangan palsu”.

Dalam wawancaranya dengan Axel Springer, perusahaan media Jerman pemilik Politico, Bild, dan penyiar Welt TV, Netanyahu menegaskan pentingnya memperluas operasi militer Israel ke Rafah, di selatan Gaza, sebagai kunci untuk mengalahkan Hamas.

“Kami sangat dekat dengan kemenangan. Segera setelah kami memulai aksi militer terhadap sisa batalyon teror di Rafah, hanya masalah minggu hingga fase intensif pertempuran ini berakhir,” ujar Netanyahu sebagaimana dikutip Bild.

Baca  Icon of The Seas Kapal Pesiar Seukuran 5 Kali Titanic Bakal Berlayar Januari 2024

Presiden Biden dan timnya telah dengan tegas mendesak Netanyahu agar tidak memulai ofensif besar di Rafah sebelum Israel merumuskan rencana untuk evakuasi massal warga sipil. Lebih dari setengah dari total 2,3 juta penduduk Gaza saat ini berlindung di kawasan Rafah.

Dalam sebuah sesi tanya jawab dengan MSNBC pada hari Sabtu, ketika ditanya apakah invasi ke Rafah merupakan garis merah bagi AS, Biden menyatakan, “Itu adalah garis merah, tapi saya tidak akan pernah meninggalkan Israel. Pertahanan Israel tetap sangat penting. Jadi tidak ada garis merah yang akan membuat saya memutus semua senjata sehingga mereka tidak memiliki Iron Dome untuk perlindungan.”

Baca  Bank Dunia: Serangan Israel Telan Kerugian Infrastruktur di Gaza Senilai Rp294 Triliun

Netanyahu pada hari Minggu bahwa pasukan Israel akan bergerak maju ke Rafah, dengan menambahkan, “Anda tahu, saya memiliki garis merah. Anda tahu apa itu, bahwa 7 Oktober tidak akan terjadi lagi. Tidak pernah lagi.” (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button