Samarinda

Pernikahan Dini di Samarinda Dinilai Jadi Ancaman Nyata Generasi Muda

Illustrasi Pernikahan Dini (istimewa)

Editorialkaltim.com – Kota Tepian menyimpan masalah serius yang mengancam masa depan anak dan ibu muda, yaitu pernikahan dini yang mendorong risiko stunting dan dampak negatif lainnya bagi anak-anak dan ibu muda.

Prevalensi pernikahan dini di Samarinda mencapai 25 persen, melebihi rata-rata nasional sebesar 24,4 persen. Meskipun telah terjadi penurunan menjadi 22,8%, angka ini masih jauh dari target nasional 14 persen pada tahun 2024. Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sani Bin Husain, menyoroti dampak negatif pernikahan dini terhadap kesehatan anak-anak dan ibu muda di kota ini.

Baca  Puji: Pendidikan Dasar Harus Menyenangkan

“Situasi stunting di Samarinda bukan sekadar angka, tapi merupakan bom waktu yang mengancam masa depan generasi kita,” ujar Sani.

Sani menggambarkan pernikahan dini sebagai salah satu penyebab utama masalah stunting di Samarinda. “Pernikahan dini tak hanya merenggut kesehatan fisik anak, tapi juga menghancurkan potensi masa depan mereka,” tegas Sani.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menegaskan bahwa pernikahan dini bukan semata-mata masalah orang tua, tapi tanggung jawab bersama. Upaya pencegahan dan edukasi harus digencarkan untuk memutus rantai pernikahan dini dan stunting.

Baca  Samri Dorong Penyelesaian Dugaan Pelanggaran Pemilu Samarinda Melalui Mahkamah Konstitusi

“Kita tidak bisa lagi mengabaikan masalah ini sebagai sesuatu yang jauh dari kita. Ini adalah tanggung jawab bersama untuk melakukan upaya pencegahan dan edukasi guna memutus rantai pernikahan dini dan stunting,” demikian Sani. (lin/adv)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button