Nasional

Menteri Investasi Bahlil Curiga Ada Antek Asing di Balik Kritik Hilirisasi

Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/BKPM (Foto: Dok Setkab)

Editorialkaltim.com – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa hilirisasi menjadi strategi kunci pemerintah dalam memberikan nilai tambah pada pemanfaatan sumber daya alam Indonesia.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (24/1/2024), Bahlil menyatakan bahwa fokus saat ini adalah mengembangkan sumber daya alam secara lebih berkelanjutan, meningkatkan nilai tambah, dan menciptakan lapangan kerja melalui kebijakan hilirisasi.

“Nah sekarang itu, kita fokus mengembangkan sumber daya alam atau mempromosikan negara lain? Ini lucu negara, atau ada apa nih?” ujar Bahlil.

Bahlil juga tidak segan menyinggung Pasangan Calon (Paslon) Presiden dan Wakil Presiden yang tampaknya kurang mendukung program hilirisasi ini.

Baca  Menteri Bahlil Blak-blakan: Investor Asing Belum Masuk ke IKN

Baginya, program tersebut telah sukses memberikan nilai tambah pada perekonomian nasional, dan ada dugaan bahwa informasi tersebut bisa digunakan untuk melobi agar Indonesia tidak lagi melarang ekspor barang mentah.

“Mereka ingin Indonesia ekspor barang mentah terus, karena tidak bisa melobi Pak Jokowi, tidak bisa melobi Luhut, dan tidak bisa melobi saya, mereka melobilah kepada calon-calon pemimpin lainnya untuk segera membuka kembali ekspor nikel,” jelasnya.

Dalam konteks ini, Bahlil merujuk pada laporan IMF yang pernah merekomendasikan agar Indonesia mempertimbangkan pelarangan ekspor barang mentah. Dengan berhati-hati, Bahlil mengungkapkan kekhawatirannya terhadap upaya lobbi oleh negara-negara tertentu yang ingin melibatkan calon pemerintahan selanjutnya agar Indonesia menghentikan larangan ekspor bahan mentah.

Baca  KSPI Kritik Keras Iuran Tapera, Sebut Bebani Buruh dan Tidak Masuk Akal

Dengan tegas, Bahlil Lahadalia memperingatkan mengenai potensi ancaman terhadap kebijakan publik dan mewaspadai kemungkinan campur tangan pihak asing yang ingin mempengaruhi tatanan dalam negeri.

“Hati-hati loh! Ini saya menghubungkan. Jangan sampai di bangsa ini ada antek-antek asing untuk masuk merusak tatanan dalam kebijakan publik. Bahaya ini,” bebernya.

Perlu diketahui Indonesia, sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia, dengan 23% cadangan global, memiliki sumber daya nikel mencapai 17,7 miliar ton bijih dan 177,8 juta ton logam.

Baca  Bahlil Sebut Pabrik Baterai Mobil Listrik Pertama Bakal Beroperasi April 2024

Informasi ini penting mengingat potensi wilayah yang belum dieksplorasi, tersebar di beberapa provinsi, seperti Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button